Sentimen
Negatif (98%)
18 Jul 2024 : 07.42
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pontianak, Sintang

Sopir Ambulans Sintang Turunkan Jenazah Bayi di SPBU: Seandainya Dipecat, Saya Pasrah Regional 18 Juli 2024

18 Jul 2024 : 07.42 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Sopir Ambulans Sintang Turunkan Jenazah Bayi di SPBU: Seandainya Dipecat, Saya Pasrah Editor KOMPAS.com - Sopir ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Muhammad Djoen Kabupaten Sintang , Kalimantan Barat, diduga menurunkan keluarga pasien di sebuah SPBU, Senin (15/7/2024). Saat itu, keluarga sedang membawa jenazah bayi. Mereka hendak menuju Desa Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Sintang, yang berjarak sekitar 70 kilometer dari pusat kota Sintang. Peristiwa bermula dari selisih paham soal biaya BBM ambulans. Kasus ini lantas menjadi sorotan. Sopir ambulans, Suardi, mengaku pasrah dengan nasibnya. "Kalau seandainya saya dipecat, saya pasrah," ujarnya, Senin, dikutip dari Tribun Pontianak. Ia pun meminta maaf atas kejadian tersebut. "Saya atas nama pribadi siap salah. Yang salah bukan pihak rumah sakit. Saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar ke keluarga pasien," ucapnya. Menurut Suardi, malam itu sebenarnya dirinya sedang tidak bertugas. “Pada malam ini, sebenarnya bukan tugas saya, tetapi biasa saya meng- cover teman-teman,” ucapnya. Sewaktu mendapat panggilan, Suardi mengaku telah menjelaskan ke keluarga pasien, bahwa biaya ambulans yang dikemudikannya berbeda dengan ambulans yang ditanggung pemerintah atau ambulans Perbup (Peraturan Bupati). "Karena ambulans yang saya gunakan ini menggunakan BBM jenis Dexlite. Harganya per liter 14.900. Sementara Perbup yang ada di rumah sakit, BBM yang ditanggung sebesar Rp 9.500," ungkapnya.
Selisih biaya BBM itu dia mintakan ke keluarga pasien. "Ternyata keluarga pasien mengeluarkan surat bahwanya sudah dibayar di kasir. Saya bilang selisih BBM dari 14.900 itu dikurangi Perbup 9.500, selisih Rp 5.400 itu saya minta pergantian pada pihak keluarga," tuturnya. Karena ada penambahan biaya, terjadi perselisihan antara sopir ambulans dan keluarga pasien. Lantaran tak ada titik temu, Suardi memutuskan menurukan keluarga pasien. Ia beralasan akan berganti ambulans biasa. "Saya bilang, saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perbup," jelasnya. Suardi mengaku sangat bersalah atas kejadian ini. "Saya merasa berdosa dan sangat bersalah. Karena tidak membantu orang. Tapi saya sering membantu orang. Bahkan yang gratis pun sering bantu," tandasnya.   Terkait kejadian ini, RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang minta maaf. Hal ini disampaikan Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang Ridwan Tonny Hasiholan Pane. "Terkait tentang pelayanan ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, kami selaku direktur dan seluruh jajaran memohon permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sintang, secara khusus kepada keluarga pasien yang kami layani," terangnya dalam video yang diunggah ke akun Instagram RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang. "Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. Tetapi kami akan berusaha meningkatkan profesionalisme pelayanan dan profesionalisme individu," sambungnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Erna Yulianti mengatakan, peristiwa itu murni dilakukan oleh oknum sopir. Ia menuturkan, sopir ambulans tersebut telah disanksi. “Oknum sopir sudah diberi sanksi tegas, sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku,” bebernya. Sumber: Kompas.com (Penulis: Hendra Cipta | Editor: Dita Angga Rusiana, Robertus Belarminus) Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Suwardi, Sopir Ambulance RSUD Ade M Djoen Sintang Minta Maaf: Kalau Seandainya Dipecat Saya Pasrah Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (98.8%)