Sentimen
Negatif (100%)
17 Jul 2024 : 11.12
Informasi Tambahan

Kasus: pelecehan seksual

Kronologi Perempuan Lumpuh Dilecehkan Sopir Taksi "Online" di Jaksel, Pelaku Beraksi Saat Diminta Tolong

17 Jul 2024 : 11.12 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Kronologi Perempuan Lumpuh Dilecehkan Sopir Taksi "Online" di Jaksel, Pelaku Beraksi Saat Diminta Tolong Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - CD (55), perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual sopir taksi online berinisial IA (65) di wilayah Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (9/7/2024), menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya. CD mengatakan, mulanya ia memesan taksi online dari kantornya di wilayah Jakarta Barat untuk pulang ke rumahnya di wilayah Jaksel sekitar pukul 14.30 WIB. Selang beberapa menit, CD mendapatkan taksi online yang dikemudikan oleh IA. "Waktu itu, posisi sopir taksi online hanya delapan menit dari kantor saya. Jadi saya tunggu sebentar dan sopirnya datang akhirnya," kata CD kepada wartawan, Jumat (12/7/2024). Setelah itu, CD masuk ke mobil taksi online dibantu anak buahnya lantaran ia tidak bisa berdiri sendiri karena bagian tubuhnya sebelah kanan lumpuh akibat stroke. Usai masuk dan menutup pintu mobil, CD merasa ada sesuatu yang janggal. Tak lama setelah ia menutup pintu mobil, IA tiba-tiba bertanya kepadanya. "Dia (IA) tanya, 'Ibu umurnya berapa?'. Dia tanya itu sambil senyum ke arah saya. Habis itu, dia cerita, dia usianya 65 tahun. Dia punya anak lima dan cucu sembilan. Lalu, dia tanya lagi umur saya berapa. Saya bilang, 'Umur saya 55 tahun'," kata CD. "Dia lalu melihat saya lewat spion tengah, dia bilang usia saya tak terlihat 55 tahun, 'Ah enggak, ibu masih cantik'," sambungnya. Ucapan yang disampaikan IA membuat CD mulai merasa tak nyaman. CD semakin tak nyaman karena IA terus-menerus melihat CD melalui spion. Pada akhirnya CD berpura-pura memainkan ponselnya agar kelihatan sibuk. Beberapa waktu berselang, CD sudah hampir tiba di rumahnya. Ia langsung membereskan barang yang dibawanya. "Sambil beberes , saya melihat keadaan sekitar. Saya coba mencari apakah ada orang di sekitar rumah saya yang bisa dimintai tolong karena saya tidak bisa jalan sendiri sampai teras rumah," ujar CD. Sayangnya, kondisi di lingkungan rumah CD saat itu sepi sehingga tak ada yang bisa dimintai tolong. Mau tak mau CD meminta tolong kepada IA untuk membantunya meski ia merasa tidak nyaman. "Saya bilang, 'Pak, ini sudah sampai, saya boleh minta tolong enggak untuk meminjam lengan bapak? Saya butuh medium untuk membantu saya jalan sampai ke teras'," ucap CD. "Pas saya bilang gitu, dia terlihat senang, wajahnya terlihat semringah. Dia lalu bilang, 'Jangankan pegang, saya gendong pun bersedia'. Dia bilang ini sambil senyum-senyum. Ini menjijikkan sekali, jujur, sebal banget," lanjutnya. Akhirnya CD keluar dari mobil dibantu IA yang menyodorkan lengan kanannya agar tangan kiri CD bisa bertumpu. Tangan kiri CD memegang lengan kanan IA sebagai tumpuan untuk berjalan karena ia kesulitan berjalan sendiri. CD bercerita, biasanya sopir taksi online yang ia minta tolong untuk membantunya berjalan merasa risi ketika lengannya dipegang, tetapi tidak dengan IA. "Tapi sopir ini (IA) beda. Ketika saya taruh telapak tangan kiri saya di atas lengan dia, dia malah menimpa telapak atas tangan saya pakai telapak kirinya. Jadi dia kayak menggenggam telapak saya, sepeti orang pacaran," jelas IA. Saat itu CD mengaku tak berani untuk marah dan menepis telapak tangan kiri IA karena ia bisa terjatuh. Kondisi orang pascastroke, kata CD, sudah berbeda dari orang normal sehingga ia mencoba konsentrasi dan menahan diri supaya tidak marah. CD pun berjalan secara perlahan ke teras rumah. Usai diantar sampai ke depan teras rumah, CD kembali dibuat geram dengan tindakan IA. "Biasanya, sopir taksi online kalau sudah mengantarkan saya, dia langsung pamit. Tapi sopir ini (IA) berbeda, pas saya sudah lepaskan topangan pada lengannya dan berpindah ke atas kursi besi, dia tak langsung pergi. Dia justru diam dan tak putar balik untuk pergi. Dia lalu memandangi saya dari dekat sambil tersenyum," ujar CD. Pada akhirnya CD memilih tak mau langsung masuk ke rumah. Ia khawatir IA ikut masuk ke rumahnya. Namun, IA malah bertindak lancang kepada CD. Sopir taksi online itu langsung menarik tubuh CD lalu merangkul dan menciumnya. "Saya dicium, saya dicium di pipi kanan saya. Saya sebenarnya sudah berusaha mengelak, saya menunduk ketika dia coba merangkul saya, tapi tetap saja, elakan saya tak terlalu berpengaruh karena keterbatasan saya untuk bergerak, apalagi sambil berdiri," kata CD. Karena mengalami lumpuh setengah badan, CD merasa pasrah saat IA merangkul dan menciumnya. Ia tak mau mengelak lebih ekstrem karena bisa membuatnya jatuh dan nantinya jadi susah untuk berdiri. "Kalau jatuh, saya akan susah berdiri. Sementara, saya enggak bisa berdiri sendiri. Harus digendong dulu oleh seseorang sampai posisi saya bisa bertumpu. Makanya, amit-amit saya terjatuh karena saya takut dia (IA) nanti menggendong saya," ucap CD. Usai IA menciumnya, DC hanya bisa senyum, diam, dan menahan emosi. Bukannya pergi, IA malah menyuruh DC untuk menatap matanya. Saat itu, pikiran DC masih mencerna apa maksud dari perkataan IA. "Pas otak saya masih memproses perkataannya, dia bilang gini, 'Bu, boleh saya tutup enggak pintu pagarnya'. Dia ngomong gini dengan suara agak bergetar dan saya rasa dia sudah nafsu sekali. Jijik banget. Jujur," tutur DC. Saat meminta izin menutup pintu pagar, DC merasa IA mempunyai niat lain. Seketika DC langsung meminta IA untuk keluar dari rumahnya karena takut terjadi hal yang tak diinginkan lebih jauh. "Dalam hitungan detik saya langsung tegaskan bahwa dia harus keluar, 'Saya harus masuk, tolong bapak keluar'. Aku benar-benar marah. Aku enggak takut, tapi aku enggak bisa menunjukkan kemarahanku. Aku harus tenang, berusaha tegas supaya dia tidak marah, makanya saya enggak meminta dia pergi sambil teriak," ucapnya. Usai diminta keluar dari rumah, IA malah kembali mencium DC. Setelah itu, IA keluar dari rumah DC. "Dia minta ke saya untuk cium lagi, 'Boleh enggak saya cium lagi'. Pas dia ngomong gitu , belum sempat saya respons, dia langsung melakukan gerakan serupa. Menarik bahu saya, merangkul menggunakan tangan kanannya, dan mencium pipi kanan saya," terang DC. "Kemudian, dia langsung berbalik arah dan berjalan ke arah pagar. Tapi jalannya pelan, karena jalannya sudah agak bungkuk. Pas dia tutup pintu pagar, aku cepat-cepat buka pintu, masuk rumah dan aku teriak sekencang-kencangnya di dalam," imbuhnya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)