Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Washington
Tokoh Terkait
Ini Waktu Tepat Tingkatkan Tekanan
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Israel penjajah menjawab kecaman Amerika Serikat atas tingginya angka korban sipil yang jatuh dalam genosida di Palestina.
Juru bicara dari Menteri Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan, Washington telah mendorong gencatan senjata antara Israel penjajah dan Hamas untuk mencegah makin melonjaknya korban sipil di titik puncak konflik.
Alih-alih luluh, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu justru kian bersemangat dan berjanji pihaknya akan meningkatkan tekanan pada Hamas sambil memamerkan 'capaiannya'.
Netanyahu mengklaim pihaknya telah berhasil melemahkan kelompok bersenjata itu atas kegigihan dan 'gerakan tutup telinga' yang mereka lakukan selama berbulan-bulan.
"Mereka (Hamas) berada di bawah tekanan karena kita tetap teguh dalam tuntutan kita, meskipun ada banyak tekanan," ujar dia.
Hematnya, jika tekanan ditingkatkan, Hamas akan mengendur dan menyerahkan para sandera baik dalam keadaan hidup maupun mati.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan tekanan lebih jauh lagi, untuk memulangkan semua sandera baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dan untuk mencapai semua tujuan perang," ucap Netanyahu.
Presiden Palestina Salahkan Hamas
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyalahkan pasukan bersenjata Hamas atas genosida yang berkepanjangan di negaranya.
Dia menganggap, gerakan Hamas pada 7 Oktober lalu telah memicu perang yang meradang hingga menewaskan nyawa para sipil di Palestina.
Abbas, yang rezimnya mempunyai pemerintahan mandiri terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyebut Hamas bertanggung jawab secara moral karena telah memantik terjadinya pembantaian di Jalur Gaza.
“Kepresidenan melihat bahwa dengan melepaskan diri dari persatuan nasional, dan memberikan alasan bebas kepada negara pendudukan, gerakan Hamas adalah mitra dalam memikul tanggung jawab hukum, moral, dan politik atas kelanjutan perang genosida Israel di Jalur Gaza,” kata dia dikutip dari Reuters.
Pernyataan tersebut disampaikan Abbas setelah Israel kembali melancarkan serangan ke kamp al-Mawasi di Gaza selatan, menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina dan melukai lebih dari 300 orang.
Di sisi lain, pernyataan Abbas diduga menjadi sinyal kuat terjadinya ketegangan antara faksi Fatah dan kelompok Hamas.
Kondisi ini kian memanas usai Hamas disebut telah menuduh presiden Palestina memihak Israel penjajah.***
Sentimen: negatif (100%)