Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Madiun
7 Kisah Gadis Asal Jabar Jadi Korban "Human Trafficking" di Kamboja, Kini Hidup dengan 1 Ginjal Regional
Kompas.com
Jenis Media: Regional
Kisah Gadis Asal Jabar Jadi Korban "Human Trafficking" di Kamboja, Kini Hidup dengan 1 Ginjal Editor KOMPAS.com - CWT, seorang gadis belia asal Jawa Barat menjadi korban human trafficking dan kini harus hidup dengan sati ginjal . Selain itu kondisi kesehatannya terus menurun hingga harus dirawat di Rumah Sakit Griya Husaha, Madiun , Jawa Timur. Kisah CWT diceritakan oleh Surastro Pramuji, pendamping korban. Menurutnya, kejadian yang dialami CWT berawal dari tahun 2020 yang baru lulus SMA dan sang ayah meninggal dunia. Sementara CWT juga ditinggal meninggal oleh sang ibu sejak ia masih kecil. "Korban berasal dari kondisi ekonomi pra sejahtera. Korban setelah lulus, kemudian kerja di Bandung, tetapi karena tidak betah, akhirnya pulang mencoba usaha online,” ujar Surasto kepada SURYAMALANG.COM, melalui sambungan telepon, Senin (15/7/2024). Surasto Pramuji menambahkan, saat itu CWT ingin membeli sepeda motor demi kelancaran usahanya. Karena tak ada uang, ia akhirnya mencari pinjaman ke rekannya. Lalu ia dikenalkan oleh rekannya ke orang lain. "Setahu saya, korban ingin punya kendaraan supaya bisa jualan online, mengantarkan pesanan ke konsumen." "Pinjam uang senilai Rp 7 juta. Korban tidak tahu yang meminjami uang ternyata orang yang masuk dalam kelompok tidak benar," sambungnya. Selama kurun waktu tahun 2021 sampai 2023, CWT berada dalam penguasaan kelompok tersebut, karena tak mampu membayar utangnya. Situasi yang sulit membuat Surasto terus berusaha mengeluarkan CWT dari lingkaran kejahatan itu. "Saya bebaskan dia dari Kamboja pada Desember 2023. Pulang ke Indonesia pada Januari 2024, ginjal tinggal satu," kata dia. "Sempat mencoba kerja seperti biasa, tapi tidak bisa, lantaran kondisinya sangat lemah," bebernya. Korban yang mengalami penurunan kesehatan, akhirnya dirawat ke Rumah Sakit Sentosa Bandung. Dalam perawatannya sempat kondisinya pulih setelah dilakukan cuci darah dan tranfusi darah. Namun karena keterbatasan dana, CWT kemudian coba dibawa ke ruang isolasi. "Waktu itu Ruang Somasi/Isolasi penuh, sehingga ia dipindah ke Rumah Sakit Hamori Subang. Belum bernasib baik, di Subang pun ruangan juga penuh, akhirnya dipindah ke Madiun," kata dia. "Rumah sakit terus memantau kondisi korban. Saya mengalami keterbatasan, karena saya juga punya tanggung jawab keluarga sendiri.Maka dari itu saya hanya bisa mendampingi dari jauh," jelas dia. Surastro Pramuji mengatakan pihak rumah sakit terus memberikan kabar soal kondisi CWT kepada dirinya. "Rumah sakit terus memberikan kabar kepada saya. Jadi yang bisa lakukan adalah menyelamatkan nyawa korban terlebih dahulu," sambungnya. Menurutnya pengobatan terus diupayakan agar kesehatan korban lebih baik. Ia mengatakan CWT harus rutin transfusi dan cuci darah sampai dengan pemulihan tubuh. "Pengobatan sendiri memakan biaya yang tidak terjangkau. Untuk enam kantong darah plus infus, total biayanya mencapai Rp 3.700.000," paparnya. Selain upaya menolong korban, ia juga berencana membawa permasalahan ini ke Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak. "Harapan saya adalah meminta perlindungan keberadaan korban," pungkasnya. Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Ginjal Gadis Belia Diam-diam Dijual di Pasar Gelap, Kondisinya Sangat Tragis, Kini Dirawat di Madiun Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (100%)