Sentimen
Negatif (98%)
14 Jul 2024 : 17.16
Informasi Tambahan

BUMN: Bank DKI

Kab/Kota: Duren Sawit, Klender, Kalideres, Cipayung, Pondok Ranggon

Seorang Wanita Jadi Korban Dugaan Penipuan Kerja di Duren Sawit, Bayar Rp 1,7 Juta Saat Wawancara Megapolitan 14 Juli 2024

14 Jul 2024 : 17.16 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Seorang Wanita Jadi Korban Dugaan Penipuan Kerja di Duren Sawit, Bayar Rp 1,7 Juta Saat Wawancara Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan asal Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, berinisial PS (24) menjadi korban dugaan penipuan lowongan kerja di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia mengaku kehilangan uang sebesar Rp 1,7 juta setelah mengikuti proses wawancara kerja di perusahaan yang mengatasnamakan diri sebagai PT MLI. "Kemarin niatnya memenuhi panggilan interview kerja," ujar PS kepada Kompas.com, Minggu (14/7/2024). PS bercerita, ia tidak pernah melamar pekerjaan ke perusahaan tersebut. Pada Selasa (2/7/2024), tiba-tiba ia mendapat panggilan untuk menghadiri wawancara kerja, Rabu (3/7/2024). Lantaran PS tengah menganggur, ia memutuskan untuk memenuhi undangan wawancara tersebut. PS pun datang diantar keponakannya ke alamat perusahaan tersebut yang ternyata terletak di sebuah ruko di Klender. Setibanya di ruko itu, ia bertemu dengan seorang resepsionis. Ia lantas diminta menunggu di sebuah ruangan. Di ruangan tersebut, menurut PS, ada sekitar 10 orang lainnya yang juga hendak melamar kerja. Tak lama, PS dipanggil seorang diri untuk bertemu dengan W, karyawan perusahaan tersebut. PS yang sudah mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan wawancara, ternyata hanya ditanya mengenai asal dirinya mendapat informasi pekerjaan ini. PS lantas diiming-imingi gaji Rp 5,1 juta per bulan dengan tambahan uang makan Rp 100.000 setiap minggu jika dirinya diterima bekerja. "Libur Sabtu dan Minggu. Untuk lembur Rp 30.000 per hari. Terus dia ngasih tau benefitnya BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan," ujar PS. Hari itu juga PS langsung diminta mengikuti pelatihan dari perusahaan. Namun, ia harus lebih dulu membayarkan uang Rp 1,7 juta. Menurut perusahaan, uang tersebut nantinya akan dikembalikan setelah PS tuntas mengikuti pelatihan. "Pas disuruh bayar Rp 1,7 juta saya kaget. Katanya nanti setelah training dibalikin, jam 1 juga udah clear nanti dibalikin. Boleh DP dulu Rp 500.000. Saya bingung," ujar PS. Saat itu, PS hanya membawa uang Rp 100.000. Ia pun menyerahkan uang tersebut ke W. Namun, tak cukup sampai di situ, PS diminta untuk mengambil uang ke ATM terdekat guna menggenapi kekurangan uang Rp 1,6 juta. Ia diantar oleh sekuriti perusahaan tersebut. Saat PS mengambil uang, KTP miliknya ditahan oleh PT MLI. "Akhirnya saya mengambil duit keluar. Si Ibu (W) akhirnya menyuruh sekuriti buat anterin saya ke ATM Bank DKI," tambah dia. PS yang belum menyadari dirinya ditipu lantas mengambil uang Rp 1,6 juta dari ATM dan menyerahkan uang tersebut ke W.  Setelahnya, ia diminta menandatangani dokumen bermaterai. KTP milik PS pun dikembalikan. Dari situ, masih pada hari yang sama, PS diarahkan untuk pergi ke kantor di Kalideres, Jakarta Barat, untuk mengikuti pelatihan sebelum bekerja. PS lantas datang ke kantor tersebut dan bertemu dengan 14 pelamar kerja lainnya. Menurut PS, 14 orang tersebut juga telah melakukan pembayaran sebesar Rp 1,7 juta ke perusahaan. Pihak kantor di Kalideres itu menjelaskan bahwa para pelamar kerja memiliki kesempatan untuk bekerja di salah satu dari tiga perusahaan rekanan. Jika di tiga perusahaan itu mereka tak diterima, uang senilai Rp 1,7 juta akan dikembalikan. "Misal di tempat A kita enggak keterima, dicariin ke B, dicariin ke C. Mentok tiga pilihan. Kalau misalkan tiga pilihan enggak diterima, katanya kembali dananya. Kalau kita keterima di salah satu tempat, itu enggak kembali," jelas PS. "Kita kan juga bingung, kalau kita mutusin sepihak, duitnya enggak akan kembali, lanjutnya. Di kantor Kalideres, PS diarahkan untuk mengisi posisi sebagai admin keuangan. Ia juga sempat dites kemampuan mengoperasikan Microsoft Excel. Setelah proses tersebut, PS diminta untuk kembali melakukan wawancara kerja di sebuah restoran  seafood  di kawasan Jatikarya, Kalimanggis, pada 8 Juli 2024. Lantaran masih harus melakukan wawancara kerja lagi beberapa hari mendatang, PS pun pulang. Sesampainya di rumah, ia menceritakan proses wawancara kerja ini ke sang suami. Sang suami meyakini bahwa istrinya telah ditipu lantaran proses wawancara kerja PS tak masuk akal. PS pun tak diizinkan suaminya untuk melanjutkan wawancara dan merelakan uang Rp 1,7 juta yang telah dikeluarkan. "Karena saya izin dulu sama suami, disuruh enggak usah dateng. Akhirnya saya cerita semua, katanya 'wah itu mah enggak bener'," tutur PS. PS mengaku sempat terpikir untuk melapor ke pihak kepolisian. Namun, sampai sekarang langkah ini belum ia lakukan. Sebelumnya, dugaan penipuan wawancara kerja ini viral di media sosial. Dalam video yang tersebar di Instagram dan TikTok, seorang pelamar kerja mengaku diminta membayar sejumlah uang ketika mengikuti proses wawancara kerja di sebuah perusahaan di Duren Sawit. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (98.4%)