Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tomang
Kasus: covid-19
8 Pedagang Seragam Sekolah di Pasar Tomang Barat: Sekarang Sudah Sepi Pembeli... Megapolitan
Kompas.com
Jenis Media: Metropolitan
Pedagang Seragam Sekolah di Pasar Tomang Barat: Sekarang Sudah Sepi Pembeli... Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Eko (50), pedagang seragam sekolah di Pasar Tomang Barat , Jakarta Barat mengeluhkan sepinya pembeli yang datang ke pasar. Menurut dia, fenomena ini dia alami semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. "Sekarang sudah enggak kayak dulu. Sepi pembeli," ujar Eko saat dijumpai Kompas.com di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Senin (8/7/2024). Eko mengatakan, minat pembeli memang semakin turun di pasar ini. Kendati begitu, dia tak patah arang untuk berjualan di pasar ini. "Kalau enggak bisa pakai cara A, pakai cara B untuk mendapat cuannya, enggak bisa cara B lagi, cara C," tutur Eko. Eko mengaku sudah berjualan selama 25 tahun. Dia meneruskan usaha mertuanya. "Istri saya juga pandai jualan sejak dulu, rata-rata pelanggan relasi istri," kata Eko. Bagi Eko, sepinya pembeli membuatnya terus memutar otak dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Selain berjualan seragam sekolah, akhirnya dia memutuskan untuk menjual berbagai macam baju untuk sehari-hari, bahkan, dia juga menjajakan pakaian bayi dan balita. "Ya makin ke sini harus bisa cari pelanggan. Kalau dagang hanya diam saja, terus putus hubungan dengan pelanggan, ya enggak bisa maju," terang Eko. Eko sadar, perkembangan zaman semakin canggih. Semua pelanggan yang dulunya datang ke Pasar Tomang Barat, kini beralih ke toko daring. Akhirnya, Eko menerapkan sistem cash on delivery (COD). Ia menawarkan baju dengan cara menghubungi para pelanggan melalui WhatsApp. Setelah itu, Eko mendatangani rumah pelanggannya. "Saya kasih diskon biar dia balik lagi, bahkan saya layani antar ke rumah atau bahasanya sekarang COD. Saya kasih full service lah buat pelanggan," ucap Eko. Kadang, Eko harus membawa banyak baju agar bisa dicoba oleh pelanggan. "Ya itu tetap cara pasar, tapi saya bawa ke rumah pelanggan. Mereka tetap bisa coba-coba baju," ungkap Eko. Eko akhirnya bisa beradaptasi berjualan dengan sistem COD. Hal itu juga ia terapkan saat pandemi Covid-19 kemarin. "Kalau zaman pandemi, di kantong belanja ada nomor WhatsApp saya, di hubungi lah kebutuhannya apa catat tuh, barang harian biasanya pakaian dalam, baju anak, seragam sekolah," ucap Eko. "Setelah lengkap pesanan, langsung saya kirim. Jadi waktu pandemi memang enggak boleh buka kan pasar, jadi ya gitu caranya," ungkap Eko. Berkat cara ini, pelanggan terus kembali. Bahkan ia juga menjaga relasi dengan langganan sejak mertuanya berdagang. "Langganan mertua juga banyak kan sejak dulu. Ya tetap terjaga sih," kata Eko. Eko menilai, mereka bisa menikmati fasilitas belanja dengan layanan yang dia berikan. Saat ini, penghasilan Eko juga stabil antara Rp 900.000 sampai dengan Rp 1,2 juta dalam sehari. " It works . Langganan saya juga jadi bertambah," terang Eko. Namun, dengan cara ini, ia tidak berpikir membuka toko daring. Eko ingin mempertahankan budaya jualan yang ia geluti selama bertahun-tahun ini. "Ya walaupun cara jualan saya seperti toko daring, saya tetap pertahankan budaya jualan dengan toko," ungkap dia. Sebagai informasi, Kompas.com berkunjung ke Pasar Tomang Barat, Senin (8/7/2024). Saat dikunjungi, pasar ini terlihat sepi pembeli. Padahal, pekan ini merupakan tahun ajaran baru bagi para siswa SD, SMP dan SMA. Terhitung, ada sekitar 27 pedagang yang menjual seragam sekolah di Pasar ini. Dari 27 pedagang itu, terhitung hanya sekitar enam kios yang sedang melayani pembeli. Selebihnya, para pedagang duduk sambil menawarkan barang dagangannya ke pengunjung yang datang. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (84.2%)