Waspada! 8 Penyakit Ini Menyerang Saat Cuaca Ekstrem
Beritasatu.com
Jenis Media: Hiburan
Jakarta, Beritasatu.com - Cuaca ekstrem terus menyerang Indonesia, terutama di beberapa wilayah. Pada bulan Juli dan Agustus 2024, puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi, tetapi hujan masih sering terjadi di beberapa wilayah.
Hujan lebat disertai angin kencang diprediksi masih akan turun di beberapa wilayah, termasuk di Jakarta. Warga Jakarta mulai mengantisipasi terhadap dampak cuaca ekstrem ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia akan dilanda cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang hingga 11 Juli 2024.
Cuaca ekstrem seperti panas, hujan, dan angin kencang dapat membahayakan kesehatan manusia. Banyak penyakit yang dapat muncul atau memburuk ketika cuaca ekstrem terjadi. Berikut ini delapan penyakit yang perlu diwaspadai saat cuaca ekstrem, dikutip dari Cleveland Clinic, Selasa (9/7/2024).
1. Hipertemia
Saat cuaca panas yang ekstrem terjadi, tubuh akan merespons hal tersebut. Saat tubuh menjadi lebih panas, pembuluh darah akan terbuka. Hal ini menyebabkan tekanan darah menjadi lebih rendah dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Hipertermia adalah suhu tubuh yang sangat tinggi atau kepanasan. Hipertermia terjadi saat tubuh menyerap lebih banyak panas daripada yang dilepaskannya. Keringat merupakan mekanisme pendinginan alami tubuh, tetapi terkadang keringat tidak cukup untuk menjaga suhu tubuh tetap normal.
2. Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernafasan dapat terjadi ketika cuaca ekstrem membuat sistem pernapasan menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Gejala infeksi saluran pernapasan antara lain batuk, pilek, dan sesak napas. Untuk mencegah infeksi pernapasan, pastikan Anda menjaga kebersihan diri dan menghindari kontak dengan orang sakit.
3. Influenza
Influenza atau penyakit flu dipicu oleh infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Umumnya, penyakit ini berlangsung dalam waktu 7-10 hari dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa penanganan atau perawatan khusus. Perubahan musim juga memengaruhi kesehatan secara langsung, karena dampak cuaca ekstrem, seperti gelombang panas, badai debu, atau banjir.
4. Asma dan bronkitis
Cuaca yang ekstrem dapat menyebabkan munculnya alergi pada seseorang. Suhu dingin yang tiba-tiba dapat menyebabkan gangguan asma seperti sesak napas, dan napas pendek. Cuaca yang ekstrem juga dapat menyebabkan munculnya asma pada orang yang memiliki gangguan asma.
5. Diare
Hujan deras yang terus menerus terjadi dapat menyebabkan banjir. Dari banjir tersebut seseorang bisa terkena penyakit diare. Banjir dan kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat menyebabkan diare karena kebersihan lingkungan yang menurun dan minimnya ketersediaan air bersih.
6. Eksim dan dermatitis
Suhu yang ekstrem dapat membuat kulit menjadi kering dan iritasi, memperburuk kondisi dermatitis atopik. Suhu panas dapat memicu gejala, seperti gatal-gatal dan kulit kemerahan. Perubahan tingkat kelembapan juga dapat memengaruhi kulit. Tingkat kelembapan yang tidak stabil dapat memicu munculnya dermatitis atopik
7. Heatstroke
Heatstroke terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi mengatur suhu tubuhnya. Saat mengalami heatstroke, suhu tubuh dapat meningkat secara drastis hingga mencapai 41 derajat Celsius dalam waktu 10 hingga 15 menit. Tubuh tidak dapat lagi mengeluarkan keringat. Gejala heatstroke antara lain demam tinggi, sakit kepala, dan pusing.
8. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk ke dalam tubuh. Pada cuaca panas, tubuh akan lebih banyak mengeluarkan keringat sebagai mekanisme pendinginan.
Jika tidak menggantinya dengan minum air yang cukup, tubuh akan kekurangan cairan dan menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi antara lain bibir dan mulut kering, sakit kepala, dan pusing. Untuk mencegah dehidrasi, Anda perlu mengonsumsi air putih yang cukup, minimal delapan gelas sehari.
Sentimen: negatif (100%)