Sentimen
Negatif (100%)
9 Jul 2024 : 09.56
Informasi Tambahan

Hewan: Anjing

Kab/Kota: Bone

Tokoh Terkait
Suharyanto

Suharyanto

Tambang Rakyat Amblas Telan 12 Jiwa, 104 Warga Jadi Korban

9 Jul 2024 : 09.56 Views 55

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Musibah tanah longsor terjadi di kawasan tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Minggu 7 Juli 2024. Data awal menyebutkan jumlah korban sebanyak delapan orang, terdiri atas dua orang meninggal dunia, dua orang ditemukan selamat, dan empat orang masih dalam pencarian.

"Data sementara, dua orang yang meninggal dunia adalah seorang ibu berusia 40 tahun dan anaknya yang masih berusia empat tahun. Sementara ayahnya masih dalam pencarian. Mereka adalah warga Suwawa Timur," tutur Komandan Regu Tim Alpa Basarnas Gorontalo, Salama.

Dua korban yang dinyatakan selamat dalam musibah itu mengalami luka-luka, satu orang di antaranya cedera berat karena patah tulang. Informasi awal yang diterima menyebutkan bahwa peristiwa tanah longsor terjadi pada Sabtu 6 Juli 2024 tengah malam, atau sekira pukul 23.45 WITA. Pada saat itu, sebagian korban sedang beristirahat dan tertidur pulas di beberapa kem atau warung yang ada di lokasi tambang.

"Untuk sementara sudah ada beberapa korban yang berhasil dievakuasi dari lokasi tambang ke posko induk, sebelum dibawa ke rumah sakit," ucap Salama.

17 Pekerja Tambang Emas Hilang

Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengerahkan kekuatan penuh tim petugas SAR gabungan untuk mencari 17 pekerja tambang emas yang masih hilang tertimbun longsor di Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo. Direktur Operasi Basarnas Brigjend TNI Edy Prakoso mengatakan bahwa 17 orang penambang merupakan bagian dari total 33 orang korban tanah longsor pada areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur.

Identitas ke-17 orang tersebut sudah didapatkan oleh petugas SAR gabungan. Mereka mayoritas adalah laki-laki dan satu perempuan ​​​​dan saat ini keberadaan para korban masih berstatus hilang dalam pencarian sejak kemarin malam Minggu 7 Juli 2024.

Edy Prakoso  mengkonfirmasi bahwa dalam operasi SAR hari ke dua ini jumlah petugas gabungan yang dikerahkan ke lokasi tambang emas Suwawa Timur total sebanyak 206 orang berikut dua unit alat berat, satu unit helikopter dan peralatan SAR lengkap.

Tim tersebut masing-masing terdiri dari personel Kantor SAR Gorontalo sebanyak 25 orang. Selebihnya merupakan tenaga bantuan dari personel Kepolisian Daerah Gorontalo, Korem Batalyon 173, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo, Kelompok Pencinta Alam dan seterusnya.

Berdasarkan laporan terkini dari Posko SAR Utama pada Senin 8 Juli 2024 siang, jumlah korban sudah bertambah dari delapan menjadi 11 orang yang meninggal dunia. Delapan di antaranya sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Gorontalo lalu beberapa sudah berada di rumah duka, dan 3 masih di lokasi longsor.

Kemudian sebanyak lima orang selamat dalam keadaan luka-luka ringan dan berat seperti patah tulang di bagian kaki dan tulang belakang, mereka sudah dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Para warga dan anggota keluarga turut membantu petugas SAR gabungan untuk melakukan ​​​​​​​proses evakuasi korban yang berhasil ditemukan dari lokasi longsor tersebut.

Meski akses ke lokasi longsor cukup sulit yakni berjarak lebih dari 20 kilometer dari jalan utama tapi, Edy memastikan bahwa personel SAR gabungan yang dipimpin oleh Kepala Kantor SAR Gorontalo tersebut akan bertugas secara maksimal dengan harapan semua korban dapat ditemukan setidaknya kurang dari tujuh hari ke depan.

230 Personel Gabungan Dikerahkan

Sebanyak 230 orang personel gabungan dari berbagai instansi dikerahkan untuk melakukan pencarian korban tanah longsor di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Hariyanto mengatakan bahwa para personel yang diturunkan terdiri atas unsur TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan PMI Kabupaten Bone Bolango, serta RAPI Gorontalo.

"Mereka kita bagi menjadi beberapa regu yang akan melaksanakan operasi SAR di pos-pos yang telah kita tentukan," ucapnya, Senin 8 Juli 2024.

Gorontalo Hariyanto mengatakan, untuk mempermudah proses pencarian hingga evakuasi, beberapa personel juga ditempatkan di sejumlah titik yang dilalui personel lainnya pada saat melakukan evakuasi para korban. Mengingat keseluruhan jembatan penghubung di wilayah tersebut terkonfirmasi telah putus akibat diterjang banjir bandang.

Polda Gorontalo juga telah mendatangkan anjing pelacak atau K9, untuk memudahkan proses pencarian korban yang diduga kuat tertimbun material longsor. Adapun kendala utama yang dihadapi yaitu, para personel harus berjalan kaki sejauh 23,7 kilometer dari Posko SAR induk menuju ke lokasi tambang, dengan kondisi medan yang cukup sulit untuk dilalui.

Belum lagi, sebagian besar wilayah di Kecamatan Suwawa Timur masih diguyur hujan dengan intensitas sedang. Sehingga menyulitkan para personel melaksanakan operasi SAR.

"Seluruh personel yang terlibat sudah kita berangkatkan. Kami berharap dan berdoa agar operasi kemanusiaan ini bisa berjalan dengan aman dan lancar," ujar Gorontalo Hariyanto.

Update Total Korban

Korban yang ditemukan meninggal dunia pada musibah tanah longsor di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur Kecamatan Suwawa Timur Bone Bolango, Provinsi Gorontalo bertambah menjadi 12 orang.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, Hariyanto mengatakan bahwa data terkini yang telah tercatat di Posko SAR, total jumlah korban sebanyak 104 orang dengan rincian meninggal dunia 12, selamat 44, dan masih dalam pencarian 48 orang.

"Untuk korban meninggal, sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara, dan yang selamat namun mengalami luka-luka, dilarikan ke RSUD Aloei Saboe dan RSUD Toto Kabila untuk mendapatkan perawatan medis," katanya, Senin 8 Juli 2024.

Pada saat ini, proses pencarian di lokasi tambang untuk sementara dihentikan dan akan dilanjutkan pada Selasa 9 Juli 2024 pagi. Mengingat cuaca saat ini sedang turun hujan, serta kondisi medan yang cukup sulit untuk dilalui.

Sejauh ini, proses pencarian korban hingga evakuasi berjalan dengan lancar. Namun, faktor cuaca dan kondisi medan menjadi kendala utama yang dihadapi oleh tim SAR gabungan.

"Keseluruhan korban terdiri dari warga lokal Bone Bolango Gorontalo, Bolaang Mongondow Sulawesi Utara, dan Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, serta ada satu orang korban meninggal yang belum diketahui identitas-nya," tutur Hariyanto.

Sampai saat ini, personel yang berada di Posko SAR Tulabolo tengah berupaya mengumpulkan data-data dan identitas para korban, baik yang dihimpun dari personel di lokasi tambang, korban selamat, hingga dari keluarga korban.

Sementara itu, di lokasi Posko SAR juga masih banyak warga yang berkumpul dan menunggu informasi terkait keberadaan keluarganya yang diduga menjadi korban dalam peristiwa tanah longsor di kawasan tambang rakyat tersebut.

BNPB Bakal Perbaiki Tambang, Asal Aset Pemerintah

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyatakan pihaknya siap untuk memperbaiki kerusakan pada areal tambang emas rakyat yang dilanda bencana longsor di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, asalkan aset pemerintah.

"Tambang, kalau itu aset daerah atau aset kabupaten dan diajukan ke BNPB maka akan kami bantu perbaiki," ucapnya.

Menurut  Suharyanto, status kepemilikan areal tambang tersebut harus dipastikan terlebih dahulu sebagai syarat penting untuk perbaikan, rehabilitasi atau rekonstruksi. Begitupun pada permukiman warga yang terdampak longsor akan diverifikasi sebelum dibantu perbaikannya.

"Tugas kami rehabilitasi-rekonstruksi. Kalau menutup tambang itu bukan kewenangan kami, BNPB tidak punya wewenang," ujarnya.

Akan tetapi, terlepas dari situ, Suharyanto memastikan bahwa BNPB beserta unsur yang terlibat lainnya saat ini masih fokus untuk mencari, mengevakuasi dan menyelamatkan penambang dan warga setempat yang menjadi korban tanah longsor tersebut, karena keselamatan warga adalah hal yang diprioritaskan.***

Sentimen: negatif (100%)