Hamas Sedang Terpuruk, Berhenti Menyerang Sekarang adalah Kebodohan Ngawur
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Menteri Keuangan Israel Penjajah, Bezalel Smotrich mengatakan bahwa menghentikan serangan militer di Gaza saat ini adalah kesalahan besar. Sebab, Hamas menurutnya sedang berada di titik rendah keterpurukan.
Untuk diketahui, Smotrich merupakan pemimpin partai pro-pemukim, yang juga bagian dari koalisi pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Dia mengatakan bahwa saat ini adalah saat yang sangat tepat untuk mengintensifkan serangan, sebab Hamas selaku musuh tengah dalam kondisi putus asa.
Oleh karenanya, ia sangat tidak sepakat jika ada pihak yang menyuruh Israel untuk melakukan gencatan senjata dalam Waktu dekat.
Penilaian itu disampaikannya ketika para pejabat Israel sedang melanjutkan pembicaraan melalui mediator, mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata tiga tahap bersama Hamas, dengan enam pekan pertama penghentian serangan. Dia menuliskan pernyataan serupa di platform media sosialnya.
"Hamas sedang terpuruk dan (dengan penuh keputusasaan) memohon gencatan senjata. Ini adalah Waktu yang tepat untuk menekan leher mereka sampai hancur sampai kita musnahkan musuh kita. Berhenti menyerang sekarang, saat (perang) sebentar lagi selesai, dan membiarkan mereka pulih lalu melawan kita lagi, adalah kebodohan ngawur yang tidak masuk akal," ucap dia, Senin, 8 Juli 2024.
Hamas Mengalah, Tak Jadi Tuntut Gencatan Senjata Permanen
Hamas telah menerima usulan Amerika Serikat (AS), untuk memulai pembicaraan mengenai pembebasan sandera Israel Penjajah, termasuk tentara dan pria. Pembebasan rencananya dilakukan 16 hari setelah tahap pertama perjanjian selesai.
Adapun perjanjian yang dimaksud bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza. Demikian menurut laporan dari sumber senior Hamas yang tak boleh disebutkan namanya, dilansir dari Reuters, Minggu, 7 Juli 2024.
Kelompok Islam tersebut akhirnya mengalah, dengan membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian.
Hamas juga akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut selama enam minggu gencatan senjata tahap pertama. Secara logika, seharusnya Israel tak lagi memiliki alasan untuk menolak usulan.
Sebelumnya, seorang pejabat Palestina mengatakan, proposal AS dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel, sehingga berakhirlah 'perang' sembilan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sementara itu, tim perundingan Israel Penjajah menjawab, sekarang ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan. Hal ini sangat kontras dengan sikap Israel dulu, yang mengatakan persyaratan dari Hamas tidak dapat diterima.
Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, per Jumat, 5 Juli 2024, kantornya mengatakan pembicaraan akan dilanjutkan minggu depan dan menekankan bahwa 'perbedaan pendapat' antara kedua belah pihak masih ada. ***
Sentimen: negatif (99.9%)