Sentimen
Negatif (88%)
7 Jun 2024 : 21.14
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Cengkareng, Kembangan, Kalideres

Kasus: Demam berdarah dengue

Perubahan iklim signifikan pengaruhi kasus DBD di Jakbar

7 Jun 2024 : 21.14 Views 4

Antaranews.com Antaranews.com Jenis Media: Metropolitan

masyarakat bisa meminimalisasi tempat perindukan nyamukJakarta (ANTARA) - Perubahan iklim secara signifikan ternyata berpengaruh terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat.

"Kesesuaian iklim berpengaruh signifikan terhadap angka kasus DBD," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Kasudinkes Jakbar), Erizon Safari di Jakarta, Jumat.

Penegasan tersebut karena kasus DBD di daerah itu pada Mei 2024 mencapai 777 kasus​​​​​​​.

Ia menjelaskan, iklim yang terus menghangat serta intensitas hujan yang meningkat juga secara simultan meningkatkan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan praktisi cuaca dan iklim ekstrem BMKG Siswanto pada Kamis (6/6) bahwa kenaikan suhu permukaan Jakarta lebih kuat dibandingkan laju kenaikan suhu global dan regional yang kemudian berpengaruh juga pada peningkatan curah hujan.

Baca juga: Pulau Seribu targetkan tidak ada kematian akibat DBD

Menurutnya, iklim Jakarta telah berubah signifikan seiring dengan pertumbuhan kota sehingga berimplikasi terhadap peningkatan suhu permukaan sebesar satu derajat celsius yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 14 persen.

Lebih lanjut, Erizon mengatakan bahwa pada Januari 2024, kasus DBD di Jakbar berjumlah 94 kasus, kemudian meningkat drastis pada Februari dengan 249 kasus dan meningkat lagi pada Maret dengan 629 kasus.

"Kemudian sedikit meningkat pada April dengan 797 kasus, itu puncaknya DBD dan turun lagi pada Mei dengan 777 kasus," kata Erizon.

Sementara itu pada 2023, kasus DBD pada Januari berjumlah 132 kasus, kemudian menurun pada Februari dengan 94 kasus lalu kembali meningkat pada Maret dengan 105 kasus dan meningkat lagi pada April dengan 125 kasus.

Menurut Erizon, jumlah penderita kumulatif terbanyak berada di Kecamatan Cengkareng, Kalideres dan Kembangan.

Baca juga: Vaksin dengue solusi preventif untuk lindungi diri dari DBD

"Jumlah penderita kumulatif terbanyak di Kecamatan Cengkareng, Kalideres, Kembangan, usai 20-45 tahun," kata dia.

Erizon tetap menyarankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dua kali dalam seminggu untuk menekan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

"Pemberantasan sarang nyamuk dua kali seminggu," kata Erizon.

Tetap 3M
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengandalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Dr Arum Ambarsari meminta masyarakat setempat untuk melakukan antisipasi dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M yakni menguras, menutup, mengubur.

"Namun masyarakat bisa meminimalisasi tempat perindukan nyamuk dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus," kata Arum.

Baca juga: Dinkes DKI: Setiap pemerintah administrasi punya penanda DBD

Lebih lanjut, warga juga disarankan agar waspada apabila ada anggota keluarga yang demam lebih dari tiga hari untuk segera melakukan pemeriksaan darah.

"Jangan menunda-nunda karena penyakit DBD justru mencapai titik kritis saat demam sudah mulai turun (hari ke 4,5) dan bisa terjadi syok dan kematian," kata Arum.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024

Sentimen: negatif (88.9%)