Menurut Arafat, kebutuhan dunia perbankan sangat kompleks, sehingga BNI melakukan penyesuasian dengan nasabah. Dia mengemukakan, ada kemungkinan dua atau tiga tahun ke depan akan ada lagi penyesuaian.

"Selama ini aplikasi di bank manapun selalui berbasis transanksi. Namun di Wondr BNI ini nasabah juga bisa melihat fortopolio, apakah masih menguntungkan atau tidak. Serta ada pilihan investasinya," ucapnya.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel Ricky Satria, mengatakan produk BNI selalu baik. Produk selalu disesuaikan dengan zamannya dan inklusif. Contohnya BNI agen 46,
BNI Direct, dan BNI Xpora.

Produk yang baru BNI Wondr belum banyak perbankan yang sudah menyiapkan produk generasi sekarang. Utamanya untuk menyambut generasi emas 2045."Finansial manajemen kalau dari BNI Direct untuk usaha, kalau Wondr bisa untuk perorangan. Sehingga semua pengguna Wondr
menjadi premium costumer," akunya.

Ricky mengatakan, pekerjaan rumah BNI adalah bagaimana agar Wondr diterima di Sulsel. Menurutnya Sulsel memiliki jumlah penduduk 9,3 juta. Sebanyak 70 persen adalah generasi produktif, 30 persen generasi milenial.

"Teman-teman memarketkan Wondr by BNI ingatkan bagaimana menggunakannya dengan baik. Termasuk buat tim yang benar, jangan siar OTP, jangan terpengaruh dengan scam. Ini yang
paling penting," ucapnya.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Sulselbar Budi Susetiyo, menyatakan sejak didirikan 78 tahun lalu, BNI mendukung perkembangan ekonomi nasional dan regional. Dedikasi, perkembangan, dan komitmen BNI terus bertransformasi memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa.