Sentimen
Positif (80%)
7 Jul 2024 : 10.39
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kairo

16 Pengungsi Nuseirat Tewas, 75 Terluka, Kebrutalan Israel Penjajah Kian Terang-terangan

7 Jul 2024 : 10.39 Views 11

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Warga Palestina yang terluka membanjiri Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah, memaksa para dokter merawat anak-anak di lantai tanpa alas. Serangan terbaru Israel berlangsung di kamp pengungsi Nuseirat telah menewaskan 16 orang dan melukai 75 lainnya.

Kemarin, Sabtu, 6 Juli 2024, lima jurnalis Palestina tewas dalam serangan Israel Penjajah. Demikian laporan Kantor Media Pemerintah Gaza. Dengan demikian, jumlah pekerja media yang terbunuh sejak 7 Oktober 2023 menjadi sedikitnya 158 orang.

Hingga saat ini, 38.098 orang Palestina tewas dan 87.705 luka-luka dalam genosida dimulai. Angka ini belum meliputi jenazah yang terkubur dalam reruntuhan dan gagal dievakuasi karena kurangnya alat berat bantuan.

Terkait kabar gencatan senjata, Mesir berikutnya akan menjadi tuan rumah bagi delegasi Israel Penjajah dan Amerika Serikat (AS), untuk membahas “masalah-masalah yang belum terselesaikan” dalam kemungkinan perjanjian gencatan senjata.

Hal ini dilaporkan oleh TV Al Qahera di Kairo. Laporan ini menyusul kabar Hamas yang telah membatalkan tuntutan utama untuk mengakhiri perang secara menyeluruh dalam jawaban proposal awal dari Israel. Artinya, Hamas mau menerima gencatan senjata sementara sebagaimana ingin Israel alih-alih permanen.

Serangan Israel Halangi Bantuan Kemanusiaan

Melalui keterangan Alexandra Saieh, juru bicara organisasi Save the Children, serangan Israel seperti pemboman terbaru terhadap sekolah UNRWA di Nuseirat membuat pengiriman bantuan kemanusiaan hampir mustahil.

“Kendala nomor satu dalam menyalurkan bantuan saat ini adalah keamanan. Save the Children dan organisasi lain mengandalkan keamanan sekolah, kamp untuk dapat memberikan bantuan kemanusiaan,” katanya, kepada Al Jazeera, dikutip Minggu, 7 Juli 2024.

“Selama sembilan bulan terakhir, kami telah melihat lebih dari 270 pekerja bantuan tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga Palestina. Kami belum melihat adanya jaminan bahwa operasi bantuan dan pekerja bantuan akan terjamin keselamatannya dan kami terus melihat pembatasan yang sangat besar terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan," ujarnya lagi.

Dia melanjutkan, pihaknya terus menyaksikan gagalnya pasokan untuk masuk ke Jalur Gaza. Upaya-upaya tersebut seperti tak ada titik terangnya.

“Yang kami butuhkan adalah gencatan senjata. Yang kita butuhkan adalah negara-negara (sekuu) berhenti memasok senjata (kepada Israel) yang memicu krisis ini," ucap dia. ***

Sentimen: positif (80%)