Sentimen
Negatif (100%)
5 Jul 2024 : 10.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kemayoran, Mangga Besar, Pademangan

Kasus: pelecehan seksual

3 Sopir Taksi "Online" yang Ugal-ugalan dan Sebut Penumpang Pelacur Kena Tulah, Kini Dipecat meski Sudah Berdamai Megapolitan

5 Jul 2024 : 10.05 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Sopir Taksi "Online" yang Ugal-ugalan dan Sebut Penumpang Pelacur Kena Tulah, Kini Dipecat meski Sudah Berdamai Editor JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang sopir taksi online berinisial HW bertindak tak menyenangkan saat mengantarkan penumpang wanita inisial P dan seorang rekannya ke Komplek Duta Kemayoran, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (28/6/2024). Pasalnya, HW berkendara secara ugal-ugalan hingga melakukan pelecahan secara verbal terhadap P usai mengantarkannya. P menjelaskan, peristiwa bermula ketika dia dan rekannya memesan taksi online dari Dunkin Donuts Mangga Besar, Jakarta Pusat, menuju ke rumah tantenya yang berada di Komplek Duta Kemayoran. Saat itu, HW lah yang menerima pesanan taksi online P. Kemudian, mobil yang dikendarai HW datang dari arah Lokasari menuju Husada Mangga Besar atau di seberang lokasi P dan rekannya menunggu. " Driver menawarkan untuk tunggu di Yoshinoya Mangga Besar, supaya driver tidak muter terlalu jauh. Akhirnya, saya menawarkan untuk menyeberang ke captain barber di seberang persis Dunkin Donuts Mangga Besar," jelas P saat dikonfirmasi oleh Kompas.com , Rabu (3/6/2024). Setelah menunggu selama beberapa menit, HW akhirnya datang menjemput. P dan rekannya kemudian naik ke dalam mobil yang dikendarai HW. Setelah masuk ke dalam mobil, kata P, kaca jendela mobil HW terbuka dan air conditioner (AC) tidak dinyalakan. Setelah melewati wilayah Husada Mangga Besar, barulah HW menyalakan AC mobilnya. "Di sini posisi driver sudah bawa mobil dengan ugal-ugalan dan sangat membahayakan penumpang, serta mimik muka yang sudah membuat tidak nyaman" ungkap P. 
Di tengah perjalanan, begitu melintas di rel kereta api industri, rekan P mengingatkan HW untuk belok ke kiri melewati Grand Orchard arah Jalan Rajawali Pademangan. Namun, HW merasa tak terima dan menyebut dirinya sudah tahu jalan. Hal tersebut membuat P dan rekannya memilih diam. Setibanya di perempatan Gang 32 Pademangan, HW justru terlewat untuk belok kiri. Sampai akhirnya, rekan P kembali mengingatkan lagi, tetapi HW tak terima dan malah semakin ugal-ugalan. "Sampai di belokan Komplek Duta Kemayoran, driver terus ugal-ugalan, serabat serobot masuk ke komplek, dan gerutu bahwa jalanan sempit, serta mengklaim bahwa jalanan tidak bisa akses putar balik untuk mobil, yang notabene lokasi tujuan ini adalah komplek yang sangat bisa diakses dua mobil dan bisa putar balik dengan aman dan mudah," ucap P. Saat akan sampai di titik tujuan, ada mobil lain yang ingin parkir. Namun, hal itu malah membuat HW kembali marah dan memaju mundurkan mobilnya secara ugal-ugalan. Ketika sampai di titik tujuan, P turun sambil menutup pintu mobil HW dengan kencang lantaran ia sudah begitu emosi sepanjang perjalanan. HW pun tak terima dan langsung turun dari mobilnya untuk memaki P, sampai akhirnya melontarkan kata-kata yang merupakan bentuk pelecehan seksual secara verbal. "Driver tidak terima dan kemudian turun mobil menegur sampai menghina saya tidak mampu. (sebut) pelacur menghina alat kelamin, dan lain sebagainya," kata P. "Menurut saya, itu sudah lain hal, karena sudah melakukan pelecehan secara verbal dan sangat tidak etis," imbuhnya. Beberapa hari setelah kejadian, HW mendatangi P dan menyampaikan permintaan maaf dan ingin damai. "Setelah kasusnya viral, pada Minggu (30/6/2024) driver Gocar berinisial HW datang ke lokasi Kompleks Duta Kemayoran (lokasi kejadian serta rumah tante Putri), beliau datang untuk meminta maaf," ujar P saat dikonfirmasi oleh Kompas.com , Kamis (4/7/2024). Namun, kata P, saat itu ia sedang tidak berada di rumah tantenya. Akhirnya, sepupu P meminta HW untuk datang lagi keesokan harinya. Pada esok harinya, P datang ke rumah sang tante dan bertemu HW untuk melakukan proses mediasi. Saat proses mediasi, P didampingi oleh pihak Gojek. Selain itu, polisi dari Polsek Pademangan dan sekuriti kompleks juga ikut menyaksikan dan mendampingi proses mediasi HW dan P. Proses mediasi itu dilakukan di kantor pos Komplek Duta Kemayoran. Di sanalah, P dan HW sama-sama menjelaskan kronologi kejadian menurut versi masing-masing. P juga menyampaikan, sebelum bertemu dirinya, HW sudah pergi ke Kantor Gojek terlebih dahulu untuk membuat surat dan video permohonan maaf. "Lalu, pihak Gojek Indonesia menginformasikan keterangan yang diberikan driver  (HW), namun tidak sesuai seperti kronologi dari awal hingga akhir," kata P. P pun tidak setuju dengan pernyataan yang disampaikan HW dalam video tersebut. Sampai akhirnya, dalam proses mediasi, HW sepakat untuk membuat video permintaan maaf ulang dan menceritakan sesuai dengan kronologi kejadian yang sebenarnya. "Setelah mediasi selesai barulah kami foto bersama sebagai bukti dari mediasi dan klarifikasi kasus tersebut. Semua dilakukan dengan sadar dan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan oleh kami kedua belah pihak antara mantan driver Gocar (HW) dan saya customer Gocar," ucap P. P mengungkapkan, HW dipecat oleh Gojek akibat perbuatannya. "Sesuai dengan tindak tegas dan sanksi yang telah diberikan oleh driver Gocar tersebut berupa pemutusan mitra atau suspend permanen," ungkap P. (Penulis: Shinta Dwi Ayu | Editor: Akhdi Martin Pratama, Jessi Carina) Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)