Sentimen
Negatif (100%)
1 Jul 2024 : 22.00
Informasi Tambahan

Kasus: Teroris

Partai Terkait

Pesawat Israel Mendarat Darurat di Turki, Dilarang Isi Bahan Bakar Meski Urgen

1 Jul 2024 : 22.00 Views 12

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Pesawat Israel penjajah harus mendarat darurat di Turki pada Minggu 30 Juni 2024. Namun, mereka dilarang mengisi bahan bakar di lokasi mendarat darurat, bandara Antalya.

Maskapai nasional Israel El Al mengatakan bahwa pendaratan darurat dilakukan untuk mengevakuasi seorang penumpang karena alasan medis. Namun, pekerja Turki di bandara Antalya menolak untuk mengisi bahan bakar penerbangan LY5102 sebelum bisa lepas landas ke Israel penjajah.

"Pekerja lokal menolak untuk mengisi bahan bakar pesawat perusahaan, meskipun itu adalah kasus medis," ucap Maskapai nasional Israel El Al.

Mereka menambahkan bahwa penumpang itu dievakuasi. Pesawat tersebut kemudian lepas landas ke Rhodes di Yunani untuk mengisi bahan bakar sebelum lepas landas ke Israel.

Hubungan antara Turki dan Israel penjajah telah memburuk sejak genosida di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, dengan semua penerbangan langsung antara kedua negara dibatalkan sejak itu. Sumber-sumber diplomatik Turki mengkonfirmasi pesawat itu diizinkan melakukan pendaratan darurat untuk mengevakuasi penumpang yang sakit.

"Bahan bakar harus disediakan untuk pesawat karena pertimbangan kemanusiaan. Namun karena prosedur yang relevan akan segera selesai, kapten memutuskan untuk pergi atas kemauannya sendiri," kata sumber diplomatik Turki, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Arabiya.

Surat kabar Israel, The Times of Israel mengatakan bahwa pesawat itu berada di landasan di Antalya selama beberapa jam sebelum lepas landas ke Rhodes.

Ketegangan antara Turki dan Israel

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah menjadi kritikus vokal genosida militer Israel penjajah di Gaza, dan sering menyatakan dukungan untuk kelompok militan Palestina Hamas sebagai pembela tanah air mereka.

Hamas digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Israel penjajah, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Konflik Israel penjajah-Hamas pecah setelah serangan Hamas 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil. Sedangkan aksi genosida militer balasan Israel penjajah telah menewaskan sedikitnya 37.877 orang di Gaza, juga sebagian besar warga sipil.

Kongres AS Ogah Akui Jumlah Korban yang Tewas di Gaza

Mayoritas anggota Kongres AS, termasuk lebih dari 60 anggota Demokrat, mendukung amandemen yang akan melarang Departemen Luar Negeri menggunakan hitungan kementerian kesehatan (Kemenkes) Gaza untuk jumlah korban tewas di Gaza.

Jika lolos, Undang-Undang itu dapat lebih membungkam diskusi di dalam pemerintah AS tentang dampak buruk genosida Israel penjajah di Gaza terhadap penduduk Palestina di daerah kantong itu.

Amandemen tersebut merupakan bagian dari RUU alokasi tahunan Departemen Luar Negeri, dan disahkan Kamis 26 Juni 2024 dengan suara 269-144. Sebanyak 62 anggota Demokrat bergabung dalam pemungutan suara, sementara hanya dua Republikan yang tidak mendukungnya.

Pada hari pemungutan suara, anggota Kongres Rashida Tlaib mengatakan bahwa amandemen itu pada dasarnya adalah "penolakan genosida". Padahal, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan ada kasus yang masuk akal tentang Israel penjajah yang melakukan genosida di Gaza.

"Sangat menjijikkan bahwa rekan-rekan saya akan mendukung undang-undang untuk melarang pejabat AS untuk mengutip jumlah korban tewas Palestina," kata Rashida Tlaib.

Satu-satunya anggota parlemen Palestina di Kongres AS itu pun mengungkapkan kekecewaannya mengenai pandangan anggota lain terhadap nasib warga Palestina.

"Mereka ingin menghilangkan orang-orang Palestina yang masih hidup, dan sekarang mereka mencoba untuk menghilangkan orang-orang Palestina yang sudah mati. Ini adalah penyangkalan genosida," tutur Rashida Tlaib.***

Sentimen: negatif (100%)