Sentimen
Positif (99%)
17 Sep 2024 : 17.08

Asa Eks Jamaah Islamiyah Mengabdi buat Masyarakat Pasca Pembubaran...

17 Sep 2024 : 17.08 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Asa Eks Jamaah Islamiyah Mengabdi buat Masyarakat Pasca Pembubaran...

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah organisasi terlarang Jamaah Islamiyah (JI) resmi membubarkan diri pada 30 Juni 2024, muncul pertanyaan besar mengenai langkah-langkah yang diambil oleh mantan anggota kelompok tersebut.

Salah satu isu utama yang mencuat adalah klaim keterbukaan dan komitmen mereka dalam melakukan integrasi dengan masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Para Wijayanto, mantan pimpinan JI periode 2008-2019 yang kini tengah menjalani vonis 7 tahun penjara, menyampaikan mereka akan berupaya memegang teguh komitmen keterbukaan dan kepercayaan dalam proses integrasi dengan masyarakat.

Menurut Wijayanto, komitmen itu dibuktikan dengan komunikasi antara sejumlah mantan anggota JI yang masih berada di medan perang di Suriah dengan aparat penegak hukum yakni Densus 88 Polri.

Dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Jakarta pada Senin (16/9/2024), Wijayanto menegaskan para mantan anggota JI yang masih berada di Suriah sudah berhubungan langsung dengan Densus 88, sebagai bukti komitmen mereka untuk memutuskan hubungan dengan masa lalu.

Baca juga: Eks Jamaah Islamiyah Janji Berbakti kepada Masyarakat Usai Pembubaran


“Dari HI (mantan lembaga hubungan internasional JI) sudah membuka anggotanya yang ada di sana, bahkan sudah telepon-teleponan sama pihak Densus. Saya juga ditunjukkan kemarin WA-nya,” kata Wijayanto.

Pernyataan ini mengisyaratkan kelompok itu tidak lagi memiliki agenda tersembunyi dan ingin kembali ke masyarakat Indonesia secara utuh.

Wijayanto juga menekankan keterbukaan ini adalah bagian dari upaya untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar telah menyelesaikan perjalanan panjang sebagai kelompok terlarang.

“Kita sudah transparan, sudah tidak ada rahasia lagi. Inilah kita membuktikan bahwa sudah selesai, dan kita ingin kembali ke NKRI,” ujar Wijayanto.

Meski klaim transparansi ini terdengar meyakinkan, skeptisisme dari berbagai pihak tidak bisa dihindari. Pengalaman masa lalu menunjukkan beberapa kelompok bersenjata atau terlarang kerap menggunakan retorika keterbukaan dan rekonsiliasi, sebagai cara untuk menghindari pengawasan ketat atau sanksi hukum.

Baca juga: Bubarkan Diri, Jamaah Islamiyah Minta Maaf ke Negara dan Publik

Selain pertanyaan tentang keseriusan, ada pula risiko keamanan yang harus dipertimbangkan. Meskipun sejumlah mantan anggota JI telah menunjukkan keinginan untuk kembali ke Indonesia dan melepaskan masa lalunya, masih ada kekhawatiran beberapa di antara mereka mungkin masih memegang keyakinan radikal yang bisa menjadi ancaman bagi stabilitas nasional.

Di Suriah, banyak dari mereka yang terlibat dalam kegiatan militer, bahkan memiliki keterampilan seperti pilot drone dan penembak jitu.

Kemampuan ini, jika tidak diwaspadai, dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan jika tidak ada pengawasan ketat setelah mereka kembali ke Indonesia.

Keterbukaan yang diklaim oleh para mantan anggota JI ini perlu diuji dengan langkah-langkah nyata dan konsisten untuk memastikan bahwa mereka benar-benar telah meninggalkan ideologi radikal.

Tanpa mekanisme pengawasan yang memadai, transparansi bisa saja menjadi jendela bagi infiltrasi ideologi ekstrem kembali ke Indonesia.

Baca juga: Jamaah Islamiyah Tak Minta Pertimbangan Abu Bakar Baasyir untuk Bubarkan Diri

Dalam kesempatan sama, salah satu pendiri JI Abu Rusydan menegaskan di sisa hidupnya dan para mantan anggota lainnya akan diisi dengan komitmen dan konsistensi untuk kembali ke pangkuan NKRI.

Ia pun berharap agar keraguan sejumlah pihak tidak kemudian mengganggu kepercayaan yang telah dibangun antara para mantan pimpinan dan eks anggota JI dengan Densus 88.

"Kita serius. Modal kita 3. Trust, transparansi, dan tulus hati. Trust, kepercayaan. Jangan sampai sikap skeptis siapapun juga eksternal maupun internal yang mengganggu saling kepercayaan yang sudah kita bangun dengan pihak Densus 88. Jangan sampai merusak itu," kata Abu Rusydan.

"Dan kita akan mengisi hari-hari kita, waktu-waktu kita selama hari-hari ini, selama mulai 30 Juni 2024 sampai Allah mentakdirkan kapan, itu dengan 2 K setelah 3 T. Trust, transparansi, dan tulus hati. Kita akan isi dengan komitmen dan konsistensi. Dan itu tidak omong kosong, waktu yang akan membuktikan. Dan waktu itu kita isi tidak dengan kekosongan," sambung Abu Rusydan yang juga masih menjalani masa hukuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (99.6%)