Susul Inggris, India Bakal Hentikan Ekspor Senjata ke Israel?
iNews.id
Jenis Media: Nasional

NEW DELHI, iNews.id - Sekelompok aktivis India mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi untuk mengeluarkan perintah menghentikan izin ekspor senjata ke Israel. Inggris sebelumnya menghentikan 30 izin ekspor ke Israel dari total 350 lisensi.
Petisi Gugatan Kepentingan Publik diajukan oleh belasan aktivis ke pengadilan untuk menghentikan izin ekspor. Alasannya India terikat dengan berbagai hukum dan perjanjian internasional.
Baca Juga
Inggris Mulai Setop Izin Ekspor Senjata ke Israel, Lebanon: Semoga Negara Lain Menyusul
"India terikat oleh berbagai hukum dan perjanjian internasional yang mewajibkan untuk tidak memasok senjata militer kepada negara-negara yang terbukti bersalah atas kejahatan perang, karena ekspor apa pun bisa digunakan untuk pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional," demikian isi petisi, sebagaimana dilaporkan Press Trust of India, dikutip Rabu (4/9/2024).
Sebelumnya para aktivis juga menulis surat kepada menteri pertahanan, mendesak untuk menghentikan perizinan yang memungkinkan perusahaan-perusagaan India mengekspor senjata dan amunisi ke Israel.
Baca Juga
Inggris Setop 30 Izin Ekspor Senjata ke Israel, 320 Izin Lainnya Masih Jalan Terus
Mungkinkah India menyusul Inggris? Sebelumnya Inggris menghentikan sementara izin ekspor senjata ke Israel terkait kekhawatiran penggunaannya di Gaza. Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dadiv Lammy mengatakan ada risiko yang nyata bahwa senjata yang diekspor tersebut digunakan dalam pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
Menurut Lammy, larangan mencakup barang-barang yang dapat digunakan dalam konflik saat ini di Jalur Gaza, namun tidak termasuk suku cadang untuk jet tempur F-35.
Baca Juga
Inggris Akhirnya Hentikan Izin Ekspor Senjata ke Israel, tapi...
Namun dia menegaskan penghentian izin ekspor tersebut bukan berarti Inggris melakukan embargo senjata ke Israel.
"Ini bukan larangan menyeluruh, ini bukan embargo senjata. Kami tidak menganggap enteng keputusan ini," kata Lammy.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: negatif (76.2%)