Sentimen
Positif (99%)
2 Sep 2024 : 10.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Zanzibar

Pembukaan Indonesia-Africa Forum, Jokowi Sambut PM Timor Leste dan Presiden Ghana

2 Sep 2024 : 10.30 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pembukaan Indonesia-Africa Forum, Jokowi Sambut PM Timor Leste dan Presiden Ghana

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan para pemimpin delegasi yang hadir dalam High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 Joint Leaders Session 2024, di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024).

Penyambutan itu dilakukan di lobi hotel dengan bersalaman dan berfoto bersama tujuh pemimpin delegasi yang hadir.

Berdasarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kepala Negara menyambut Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi.

Baca juga: Jokowi Sebut Solidaritas Internasional Turun, Negara Berkembang Paling Terdampak

Kemudian, secara berurutan, Wakil Presiden Zimbabwe Kembo Dugish Campbell Muleya Mohadi, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Eswatini Russel Mmiso Dlamini, Presiden Liberia Joseph Nyuma Boakai, Presiden Rwanda Paul Kagame, dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo.

Selanjutnya, ia bersama para pemimpin delegasi melakukan sesi foto bersama.

Tampak Presiden Jokowi berdiri di antara Presiden RI terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo.

Setelah foto bersama, Jokowi bersama para pemimpin delegasi berjalan kaki menuju Grand Ballroom untuk mengikuti HLF MSP dan IAF ke-2 Joint Leaders Session 2024.

Baca juga: Hari Ini, Jokowi Buka Indonesia-Africa Forum di Bali

Selanjutnya, ia menyampaikan sambutan yang berisi apresiasi atas komitmen negara-negara Afrika untuk menghadiri forum penting tersebut di tengah berbagai tantangan global yang sedang dihadapi.

Terlebih lagi, ia menyoroti menurunnya solidaritas internasional dan semangat multilateralisme yang dinilai semakin memperparah fragmentasi global.


Negara-negara berkembang, kata Jokowi, adalah yang paling terdampak oleh situasi ini, mengingat baru 17 persen dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang tercapai, sedangkan batas waktu menuju 2030 semakin dekat.

"Oleh sebab itu, kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (99.9%)