Sentimen
Positif (99%)
2 Sep 2024 : 11.59
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kasus: stunting

Tantangan Badan Gizi Nasional yang Tak Ringan

2 Sep 2024 : 11.59 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Tantangan Badan Gizi Nasional yang Tak Ringan

JANJI politik Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Republik Indonesia 2024-2029, kini sudah tak bisa lagi diperlakukan sebagai janji politik yang terus menerus diperdebatkan tanpa ujung, sebagaimana terjadi beberapa bulan setelah Pilpres 2024 usai.

Pasalnya, pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 tahun 2024 telah memberikan landasan institusional dan organisasional pendirian Badan Gizi Nasional (BGN). Salah satu tugas utamanya adalah memastikan realisasi janji politik tersebut.

Sebagaimana disebutkan di dalam Perpres tersebut, Badan Gizi Nasional adalah lembaga pemerintah yang dibentuk oleh presiden untuk melaksanakan tugas pemenuhan gizi nasional.

Secara teknis, tentu janji untuk memberikan makan gratis bergizi atau apapun sebutan penggantinya, ada di dalam ranah yuridiksi lembaga baru ini.

Latar sosial ekonomi lahirnya program makan siang gratis di dalam visi misi Prabowo-Gibran adalah tingginya angka stunting di Indonesia, yakni 21,5 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023.

Angka itu hanya turun 0,1 persen dibanding tahun 2022 di mana angkanya tercatat sebesar 21,6 persen.

Walaupun terjadi penurunan yang cukup besar dibanding dua tahun sebelumnya, 2021, di mana tercatat angka stunting sebesar 24,4 persen, namun angka stunting tahun lalu tetap saja terbilang sangat besar di satu sisi dan masih diperlukan upaya strategis untuk menekannya sekecil mungkin di sisi lain.

Apalagi ikhtiar untuk menekan angka stunting di tahun 2024 ini menjadi sebesar 14 persen, sebagaimana target pemerintah, masih sangat jauh dari harapan, bahkan boleh dikatakan sangat tidak mungkin.

Karena untuk mencapai angka persentase itu diperlukan tingkat penurunan yang sangat drastis, yakni sekitar 8 persen, hanya dalam kurun waktu satu tahun.

Sementara sejak akhir 2023 sampai hari ini, energi politik Indonesia telah terkuras sangat banyak, terutama untuk event pemilihan umum di awal 2024 dan Pilkada serentak jelang akhir 2024.

Sehingga sangat besar kemungkinan penurunan angka stunting di tahun 2024 diproyeksikan akan berbeda tipis dengan 2023, yang hanya 0,1 persen.

Tepat pada persoalan inilah sebenarnya kelahiran Badan Gizi Nasional mendapatkan momentumnya.

Memang dibutuhkan lembaga khusus yang mengonsentrasikan fungsinya untuk membenahi berbagai persoalan gizi masyarakat Indonesia dari segala sisi alias tidak hanya sebatas pemberian makanan bergizi untuk segmen anak-anak.

Karena data menunjukkan bahwa banyak kasus stunting terjadi sejak anak dalam kandungan atau sebelum lahir.

Hal itu bisa dilihat dari prevalensi stunting berdasarkan kelompok usia hasil SSGI 2022, di mana terdapat 18,5 persen bayi dilahirkan dengan panjang badan kurang dari 48 cm.

Sentimen: positif (99.9%)