Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Nasir Djamil
Kejagung Disarankan Ganti Seragam Jaksa
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2023/04/20/6440c7d6cc7d2.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyarankan supaya Kejaksaan Agung perlahan-lahan menanggalkan seragam dan menggantinya dengan kostum yang umum.
Menurut Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil, usulan itu berdasarkan masukan dari rekan-rekannya supaya para jaksa tidak lagi mengenakan seragam, dan lebih mengedepankan fungsi intelektual.
"Ada seorang teman bilang kepada saya, bisa enggak uniform (seragam) jaksa itu jangan pakai seperti itu lagi. Jadi ya biasa saja pakai dasi, pakai baju putih. Tidak lagi pakai bintang macam-macam," kata Nasir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III dengan Jaksa Agung membahas RUU Pertanggungjawaban APBN 2023, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Menurut Nasir, Kejaksaan sebaiknya lebih mengedepankan fungsi intelektual.
Baca juga: Singgung Etika, Komisi III Minta Jaksa Aktif Diperbantukan di BUMN Ditarik
"Karena dia menyuguhkan bukti-bukti, fakta-fakta terkait dengan terdakwa, sehingga kemudian dia mengedepankan itu. Tapi itu saran saja pak," ujar Nasir yang juga merupakan anggota Fraksi PKS di DPR.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Jaksa Agung Feri Wibisono memaparkan alasan mereka masih mempertahankan penggunaan seragam Korps Adhyaksa.
Menurut Feri, mereka sudah melakukan kajian perihal penggunaan seragam atau mengganti dengan pakaian yang lebih umum sejak beberapa tahun lalu.
"Sehingga dari hasil kajian itu kami putuskan dari sisi historical-nya maka kemudian kami tetap mempertahankan seragam," kata Feri.
Baca juga: Komisi III DPR Desak Kejagung Tahan Tersangka Utama Korupsi Timah
Akan tetapi, Feri menilai ada kemungkinan gagasan itu dilaksanakan di kemudian hari jika memang sesuai kebutuhan dan kajian yang mereka lakukan.
"Walaupun itu bukan berarti 100 persen, karena masih debatable. Tapi sementara kami tetap memilih sesuai kajian seperti ini. Tapi dalam perkembangannya kami tidak tahu di kemudian hari untuk proses evaluasi," ujar Feri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sentimen: positif (61.5%)