Sentimen
Positif (48%)
19 Agu 2024 : 11.19
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Konawe, Konawe Utara

Partai Terkait

Jadi Menteri ESDM, Bahlil Klaim Bebas Konflik Kepentingan

19 Agu 2024 : 11.19 Views 9

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Jadi Menteri ESDM, Bahlil Klaim Bebas Konflik Kepentingan

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengeklaim bahwa dirinya tidak memiliki konflik kepentingan usai menduduki jabatan baru sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Politikus Partai Golkar itu mengaku, sejak mendapatkan posisi di pemerintahan sebagai Menteri Investasi, dirinya tidak lagi berbisnis.

"Jadi sudah selesai dan insya Allah sekalipun saya punya latar belakang sebagai pengusaha, saya bisa membedakan mana yang untuk kepentingan negara dan mana untuk kepentingan pribadi," kata dia di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024).

"Justru dengan pengalaman saya sebagai mantan pengusaha itu akan mencoba untuk memenuhi apa yang perlu dilakukan perbaikan, sejalan dengan apa yang dibutuhkan dunia usaha," tambah Bahlil.

Baca juga: Sepak Terjang Bahlil Lahadalia, dari Pimpin Investasi Kini Menteri ESDM

Ia membantah bahwa jabatannya ini akan membawa keuntungan langsung ke perusahaan yang pernah ia besut.

"Perusahaan saya kan jalan saja normal, saya tidak lagi menjadi pengurus," ucap Bahlil.

Dikutip dari penelusuran Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dalam situs resminya, Bahlil pernah mendirikan PT Rifa Finance (2010) yang memiliki holding dari 10 perusahaan, beberapa di antaranya ialah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance, dan PT Pandu Selaras. Ada pula PT Cendrawasih dan PT Mapsource Mining (2011).

Perusahaan Bahlil bergerak di sektor perkebunan, properti, logistik, pertambangan, dan konstruksi. Namun, sejumlah perusahaan di atas tidak tercantum di situs Ditjen AHU Kemenkumham RI.

Baca juga: Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi Pengganti Bahlil Punya Harta Rp 810 Miliar

Dalam sektor pertambangan, berdasarkan penelusuran Jatam, Bahlil terhubung dengan PT Meta Mineral Pradana. Perusahaan ini memiliki dua izin tambang dengan luas konsesi masing-masing 470 hektar dan 165,5 hektar di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Pemegang saham perusahaan ini, antara lain PT Rifa Capital sebesar 10 persen dan PT Bersama Papua Unggul sebesar 90 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (48.5%)