Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow, Ankara
Tokoh Terkait

Ismail Haniyeh
Saya Akan Pergi walau Korbankan Nyawa
iNews.id
Jenis Media: Nasional

ANKARA, iNews.id - Presiden Palestina Mahmoud Abbas berjanji akan mengunjugi Jalur Gaza apa pun risiko yang akan dihadapi. Pernyataan itu dimpaikan Abbas dalam pidato di hadapan parlemen Turki di Ankara, Kamis (15/8/2024).
"Saya telah memutuskan untuk berangkat ke Gaza bersama saudara-saudara yang lain dari pimpinan Palestina," kata Abbas, disambut tepuk tangan meriah dari anggota parlemen Turki, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (16/8/2024).
Baca Juga
Presiden Palestina Mahmoud Abbas Berencana Kunjungi Gaza
"Saya akan melakukannya, bahkan jika saya harus mengorbankan nyawa. Nyawa kami tidak lebih berharga daripada nyawa seorang anak," ujarnya, menegaskan.
Abbas juga menegaskan Palestina tidak akan menerima solusi apa pun yang akan memecah belah wilayahnya.
Baca Juga
Perdana Menteri Singapura Sebut Apa Untungnya Indonesia Bantu Jalur Gaza, Cek Faktanya
"Rakyat kami tidak akan menyerah," kata pria 88 tahun itu yang masih tampak semangat.
Pidato itu juga dihadiri oleh warga Gaza, korban luka akibat kebiadaban serangan Israel yang sedang menjalani perawatan di Turki. Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, sedianya juga hadir di gedung parlemen Turki bersama Abbas jika masih hidup. Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan, parlemen juga mengundang Haniyeh. Namun sayang, Haniyeh meninggal akibat serangan Zionis di Teheran, Iran, pada 31 Juli lalu.
Baca Juga
Bertemu Putin di Moskow, Presiden Mahmoud Abbas: Palestina Mengandalkan Dukungan Rusia!
Abbas merupakan pemimpin faksi Fatah yang berkuasa di Tepi Barat, sementara Jalur Gaza dikuasai Hamas setelah memenangkan pemilu Palestina yang berjalan demokratis pada 2006. Namun kedua kelompok itu sejak 2007 terlibat konflik politik. Puncaknya Hamas mengusir Fatah dari Gaza.
Meski demikian kedua faksi terbesar Palestina itu pada bulan lalu sepakat untuk berekonsiliasi dalam perundingan yang ditengahi China. Hamas, Fatah, serta faksi-faksi lain sepakat menggelar pemilu setelah perang di Gaza.
Editor : Anton Suhartono
Sentimen: negatif (94.1%)