Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Solo
Kasus: Teroris, teror, Bom bunuh diri
Densus 88 Sebut Tersangka Teroris di Batu Terpapar ISIS dari Medsos
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2024/08/05/66b0af001006f.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka teroris berinisial HOK (19) terpapar pemahaman radikal hingga menjadi simpatisan Daulah Islamiyah atau pendukung ISIS dari media sosial (medsos).
Hal ini diungkap Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror (AT) Polri Kombes Aswin Azhar Siregar usai menangkap HOK pada Rabu 31 Juli 2024.
"Sekira bulan November 2023 itu (HOK) pertama sekali berinteraksi dalam sebuah grup sosial media yang membawa yang bersangkutan termotivasi untuk mendalami lebih lanjut tentang Daulah Islamiyah," kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Baca juga: Densus 88: Teroris 19 Tahun di Batu Pernah Uji Coba Bikin Bom di Kamarnya
Dia mengungkapkan, HOK memiliki rencana melakukan aksi bom bunuh diri di dua tempat ibadah atas inisiatifnya sendiri.
Aswin lantas menjelaskan kronologi pelajar 19 tahun itu terpapar paham terorisme. Awalnya, pada November 2023, HOK bergabung dalam suatu grup di aplikasi Telegram.
Dari grup itu, ia berinteraksi dengan seseorang yang memasukkannya ke grup obrolan yang lebih spesifik terkait ISIS. HOK, sambungnya, diminta membayar untuk masuk ke grup tersebut.
Baca juga: Pengamanan Berlapis di Stasiun Solo Balapan Usai Penangkapan Terduga Teroris
Menurut Aswin, beberapa isi konten dari grup tersebut berisi tentang pemerintah yang tidak menerapkan hukum Islam itu harus diperangi, syirik demokrasi, video dan teks baiat pada amir ISIS, video-video latihan perang hingga tutorial cara membuat bahan peledak.
"Yang bersangkutan (HOK) membayar dengan uang jajannya. Seperti aplikasi medsos, kalau mau jadi member itu membayar. Yang bersangkutan membayar, kemudian masuk menjadi member," ucap Aswin.
"Ternyata di dalam grup tersebut, tersangka HOK mendapatkan banyak sekali video-video yang terkait dengan propaganda ISIS, Daulah Islamiyah, seperti video-video eksekusi, peperangan ISIS, tentang baiat, dan video penjelasan bagaimana tindakan-tindakan ataupun aktivitas yang dilakukan oleh ISIS itu sudah sesuai dengan syariat islam," sambungnya.
Baca juga: Deretan Fakta di Balik Penangkapan Terduga Teroris di Batu dan Solo
Tak hanya di grup itu, HOK juga bergabung ke beberapa grup obrolan kelompok radikal lainnya di Telegram.
"Karena yang bersangkutan masih penasaran, bergabung lagi ke dalam beberapa grup telegram kelompok-kelompok radikal yang lintas negara, lintas negara," kata Aswin.
Melalui grup-grup itu, HOK mempelajari pemahaman Daulah Islamiyah atau ISIS. Bahkan, ia juga belajar membuat bom dari konten di media sosial tersebut.
"Dari mulai mendapatkan informasi salah tersebut sampai dengan terpapar dan termotivasi untuk melakukan bom bunuh diri, semuanya hanya dalam kurun waktu kurang lebih enam sampai tujuh bulan saja," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sentimen: negatif (96.9%)