PIKIRAN RAKYAT - Jenazah mantan Wali Kota Batu, Jawa Timur, Eddy Rumpoko akan dipindahkan dari Taman Makam Pahlawan (TMP) di Jalan Suropati. Makamnya akan dipindahkan ke area pemakaman keluarga di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Jumat 2 Agustus 2024 dini hari.

Pemindahan makam jenazah Eddy Rumpoko itu dibenarkan oleh Kepala Desa Pesanggrahan Imam Wahyudi. Dia mengatakan bahwa pemindahan tersebut dilakukan secara mendadak.

"Saya dapat informasi mendadak sekitar jam 23.00 WIB, intinya pemindahan itu dilakukan dari pihak keluarga," katanya, Jumat 2 Agustus 2024.

Imam Wahyudi mengaku, tak mengetahui pasti alasan di balik pemindahan makam Eddy Rumpoko tersebut. Sebab, hal itu menjadi ranah pribadi dari keluarga almarhum.

"Saya datang mendampingi saja. Intinya karena di wilayah kami, makanya hadir," ujarnya.

Imam Wahyudi mengatakan, pihak keluarga almarhum juga sudah berkomunikasi dengan warga setempat terkait proses pemindahan pemakaman.

"Intinya lingkungan mengetahui tingkat RT/RW, tokoh masyarakat, semua sudah ada sebelum pemindahan itu pun prosesnya kepemilikan sudah dilakukan. Persyaratan yang dibutuhkan semua sudah dilengkapi," tuturnya.

Proses Pemindahan Makam

Dia menjelaskan, proses pemindahan mendiang Eddy Rumpoko yang meninggal pada November 2023 dari TMP di Jalan Suropati berjalan sekira pukul 23.00 WIB. Pada waktu tersebut, petugas melakukan penggalian tanah makam.

"Di jam itu belum dibawa ke sini, saya dapat informasi masih proses penggalian di TMP," ucap Imam Wahyudi.

Lebih lanjut, menjelang subuh proses pemakaman jenazah Eddy Rumpoko di area pemakaman Desa Pesanggrahan dilakukan.

"Keluarga besar almarhum Pak Eddy hadir mendampingi," ujar Imam Wahyudi.

Dia menyebut, tanah makam di wilayah desanya yang menjadi lokasi pemakaman jenazah Eddy Rumpoko merupakan milik keluarga, dengan luasan sekitar 800 meter persegi.

"Proses jual beli tahun ini, kemungkinan sekitar sebelum puasa. Iya, setelah beliau meninggal," kata Imam Wahyudi.

Ditanya mengenai upaya melakukan renovasi pada makam tersebut, dia menyatakan tidak mengetahui soal hal itu, mengingat lokasi tersebut merupakan milik keluarga.

"Secara kewenangan tidak tahu, kami hanya mengetahui letak tanah yang dimiliki keluarga. Makanya soal lainnya itu kewenangan keluarga, kami tidak punya wewenang," tutur Imam Wahyudi.***