Sentimen
UNM Disorot Akibat Video Viral, Dosen: Dorongan Itu Hanya untuk Membubarkan
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Universitas Negeri Makassar (UNM) mendadak mendapatkan sorotan publik setelah adanya video viral oknum Dosen yang diduga mendorong mahasiswa.
Pada video berdurasi satu menit tiga detik itu, terlihat seorang mahasiswa sedang meminta klarifikasi terkait kebijakan kampus.
Ahmad Syawaluddin, dosen PNS Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM yang saat itu ada di lokasi mengatakan bahwa persoalan itu sebenarnya sudah selesai.
"Mengenai itu sudah selesai persoalannya hari itu oleh Pak Rektor. Mengenai ribut tidak ji. Kan jelas ji videonya, hanya dorongan biasa saja," ujar Syawaluddin kepada fajar.co.id, Kamis (11/7/2024).
Dikatakan Syawaluddin, dorongan itu dilakukan agar mahasiswa membubarkan diri. Mengingat saat itu UNM sedang kedatangan tamu.
"(Dorongan) supaya teman-teman mahasiswa bisa membubarkan diri karena saat itu ada tamu-tamu mitra dari luar kampus," ucapnya.
"Saat itu dekat tangga banyak tamu-tamu yang mau lewat dan mahasiswa yang lagi persiapan wisuda," sambung dia.
Tambahnya, apa yang menjadi aspirasi mahasiswa, telah diselesaikan oleh Rektor UNM Prof Karta Jayadi.
"Pak Rektor sudah menyampaikan bahwa mengenai Jas Almamater kalau ada jas kakaknya yang bisa dipake itu saja. Semua sudah clear. Dan lembaga mahasiswa internal kampus sudah membahas juga," tukasnya.
Lanjut Syawaluddin, dirinya menyayangkan karena narasi pada video yang viral tersebut terkesan dibesar-besarkan.
"Hanya sangat disayangkan memang, narasi videonya saja yang dibesar-besarkan padahal tidak seperti itu. Saat habis ketemu kita semua jabat tangan dan pada pulang," sebutnya.
Syawaluddin bilang, mahasiswa yang menemui para pimpinan kampus itu berjumlah sekitar lima orang. Ia menduga, mereka telah memiliki rencana untuk membuat keributan.
"Mereka mempersiapkan rekaman. Jadi yang viral kan itu mereka. Video itu direncanakan memang. Tapi semua nya sudah clear," tandasnya.
Sementara itu, Presiden BEM FIP UNM Faisal Akbar memberikan komentarnya terkait video viral mahasiswa diduga didorong oknum Dosen pada Senin (8/7/2024) kemarin.
Diceritakan Faisal, saat itu mahasiswa ingin menginformasi lima isu yang selama ini menjadi keresahan bagi mereka.
"Mulai dari almamater, penerapan UKT jalur mandiri, hingga KMDnya pgsd, dan ada satu lagi teman-teman berencana audiensi terhadap Rektorat karena tidak bisa ditemui di ruangannya," ujar Faisal, Rabu (10/7/2024).
Lanjut Faisal, pada dasarnya pihaknya hanya ingin memperjelas terkait regulasi pembelian jas almamater dan isu lainnya yang mereka resahkan.
"Jadi permasalahannya di sini Mahasiswa baru (Maba) diwajibkan memberi almamater dan kuitansi tersebut dijadikan salah satu syarat untuk cap atau registrasi mendapatkan NIM," tukasnya.
Dikatakan Faisal, beberapa Maba tidak sanggup membayar biaya pembelian almamater. Beberapa lainnya juga telah mendapatkan jas itu dari senior ataupun keluarganya yang telah selesai di UNM.
"Jadi maba yang sudah punya alamamater atau tidak membeli itu tidak bisa melakukan registrasi atau stempel NIM," sebutnya.
Dibeberkan Faisal, harga almamater yang harus dibayar para Maba senilai Rp ribu.
"Akan tetapi di SK yang lama itu menjadi Rp250 ribu karena sama dasi. Rp75 ribu itu harga dasi jadi Rp ribu," imbuhnya .
Blak-blakan, Faisal mengatakan bahwa beberapa di antara Maba merasa diberatkan atas adanya kebijakan tersebut.
Sementara mengenai sikap arogansi yang dipertontonkan oknum dosen dalam video yang beredar, Faisal menyebut bahwa itu sangat disayangkan.
"Sebenanrya kalau dilihat jelas kami menyayangkan, karena kami datang secara baik-baik bertanya dengan baik-baik tapi apa yang kami dapat itu tidak sesuai dengan bayangan kami, jawabannya," terangnya.
Sebelumnya, mahasiswa yang didorong oknum Dosen bernama Dirga mengatakan bahwa dirinya saat itu hendak menyampaikan sejumlah persoalan di UNM ke Rektor secara langsung.
“Soal kewajiban beli almamater, SK peninjauan UKT, kewajiban kursus mahir dasar (KMD) pramuka di PGSD UNM, iuran pengembangan Institusi, dan Website mahasiswa baru yang sempat eror, itu yang kami mau sampaikan secara baik-baik,” ujar Dirga saat dihubungi awak media.
Menurutnya, tidak sedikit mahasiswa baru yang tidak mampu untuk membeli almamater. Sementara, dalam kebijakan kampus mewajibkan mahasiwa baru membeli agar mendapatkan Nomor Induk Mahasiswa.
“Jadi instruksi ada kewajiban memiliki almamater, kedua akun UNM yang menginformasikan pendaftaran ulang mahasiswa baru di akun itu menyampaikan bahwa untuk registrasi nim ada beberapa syarat yang harus dipenuhi," ucapnya.
Tambahnya, salah satunm syarat tersebut mencantumkan kuitansi pembelian almamater.
"Itu yang membuat semua mahasiswa baru wajib membeli,” bebernya.
Saat itu, Dirga di depan pimpinan kampus hendak menyampaikan dan memberikan berkas terkait persoalan yang ada di kampus.
Hanya saja, ia justru dituduh sebagai calo dan memprovokasi mahasiswa agar tidak membeli almamater.
“Tiba-tiba saya dan teman terkhusus saya di tuduh sebagai calo, bukan mahasiswa UNM, makanya di video itu saya dimintai kartu tanda mahasiswa, jadi saya perlihatkan. Saya memang mahasiswa UNM,” tukasnya.
Diungkapkan Dirga, dirinya sempat berdialog bersama Rektor dan membawa mahasiswa baru yang tidak mampu membeli almamater.
“Lalu teman-teman membawa korban yang memang tidak mampu membeli almamater, jadi rektor minta mana korbannya, lalu bergeserlah kami ke dekat tangga yang ada korban Jadi sambil didorong saya disuruh pisah oleh teman-teman, disuruh pulang karena di anggap provokator segalanya macam,” tandasnya.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (100%)