Sentimen
Positif (96%)
10 Jul 2024 : 11.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan

Tokoh Terkait

Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen, Kita Patut Bersyukur

10 Jul 2024 : 11.02 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen, Kita Patut Bersyukur

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, perekonomian Indonesia masih mengalami pertumbuhan sebesar 5,11 persen pada kuartal pertama 2024.

Pertumbuhan ini disebutnya positif di tengah situasi berbagai negara yang mengalami krisis keuangan dan ekonomi.

Sehingga menurut Jokowi situasi ekonomi Indonesia saat ini perlu disyukuri.

"Kita patut bersyukur bahwa negara kita mampu bertahan dari hambatan-hambatan, tantangan-tantangan yang ada, dan ekonomi kita masih tumbuh 5,11 persen di kuartal pertama tahun 2024," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di acara peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

"Sangat sulit sekarang ini negara-negara bertahan dengan growth di atas 5 persen. Coba nanti Bapak, Ibu cek negara lain angkanya seperti apa," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Ucapkan Selamat kepada Presiden Terpilih Iran Masoud Pezeshkian

Selain itu, Presiden juga menyebut angka inflasi nasional bisa dikendalikan pada kisaran 2,5 persen per Juni 2024.

Kepala Negara memuji capaian pengendali inflasi bisa terlaksana karena upaya dari para kepala daerah dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Inflasi yang bisa kita kendalikan terakhir di bulan juni 2,5 persen. Inflasi kita berkat bapak ibu sekalian. Yang selalu rapat dengan Mendagri setiap hari Senin, rutin setiap minggu, tapi hasilnya ada," tegasnya.

Terkait dengan angka inflasi ini, Presiden Jokowi kemudian menyinggung Turki dan Argentina yang disebutnya mengalami inflasi yang mengerikan.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Grand Syekh Al-Azhar Bahas Pesan Perdamaian untuk Gaza

Oleh karenanya, Presiden mengingatkan bahwa ke depannya kompetisi antar negara di dunia bukan lagi antara negara besar dan negara kecil.

Tetapi negara yang cepat dengan negara lamban. Kecepatan bisa diukur dari pelayanan kepada masyarakat maupun mobilitas barang dan orang.

"Negara cepat yang akan kalahkan negara lambat dan kita ingin menjadi negara cepat itu, dalam pelayanan publik, dalam mobilitas barang dan orang, kita inginkan itu," tambah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (96.8%)