Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Tokoh Terkait
Dukungan PKS untuk Anies pada Pilkada Jakarta Dianggap Rezeki Politik, Bukan Hambatan
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2024/06/08/66643065b2ea2.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga, menganggap dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap Anies Baswedan untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 bukan menghambat kontestan Pilpres 2024 itu mendapat dukungan lebih banyak.
Sebaliknya, menurut dia, dukungan PKS justru rezeki politik bagi Anies.
"Justru dukungan PKS kepada Anies itu rezeki, bukan penghambat rezeki bagi Anies secara politik," kata Andi yang akrab disapa Ucok itu dalam diskusi di Jakarta Selatan, Senin (8/7/2024).
Sebagai salah seorang pendukung Anies, dirinya meyakini soal sosok calon wakil gubernur tidak menjadi hambatan.
Baca juga: Kaesang Sambangi DPP PKS terkait Pilkada, Jokowi Bicara Restu Lagi
Hal tersebut dinilai bakal diselesaikan oleh partai politik pengusung.
"Soal wakil kan terserah bapak-bapak di partai politik itu semua bisa diselesaikan," ujar dia.
Ia menambahkan, selama komunikasi politik terus berlangsung maka soal calon wakil gubernur bisa diselesaikan.
"Kata Adam Malik, semua urusan gampang selagi mau bercakap-cakap, kecuali tidak mau bercakap-cakap lagi," imbuhnya.
Lebih jauh, dirinya juga meyakini Anies berpeluang besar mendapatkan dukungan dari PDI-P, selain PKS.
Baca juga: Setelah Bertemu PSI, Presiden PKS Sebut Duet Anies-Kaesang Menarik
Ia melihat, partai banteng moncong putih itu kemungkinan tidak mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk melawan Anies pada Pilkada Jakarta 2024.
"Lebih besar peluang Anies bersama PDI-P daripada Anies melawan Ahok," kata dia.
Alasan pertama, dirinya yakin bahwa memori publik terhadap Ahok sudah menurun jauh.
Dia mengatakan, hal itu merujuk beberapa hasil survei yang menunjukkan elektoral Ahok masih di bawah Anies.
Alasan kedua, menurutnya, ada kelelahan di masyarakat terhadap konflik yang tak berkesudahan dalam kontestasi pemilihan, seperti politik identitas yang pernah terjadi pada Pilkada Jakarta 2017.
"Menurut saya, itu perdebatan politik, itu politik identitas, itu kan melelahkan, macam-macam dan tidak produktif. Sehingga, hasil dari politik identitas itu adalah politik dinasti ya enggak? Ternyata yang bertelur politik dinasti," jelasnya.
Baca juga: Bertemu Kaesang, Presiden PKS Harap PSI Ikut Dukung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta
Sentimen: positif (99.2%)