FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyebutkan bahwa target penurunan stunting telah direvisi dari yang semula ditetapkan di bawah angka 14 persen pada tahun 2024 menjadi di bawah 20 persen, sesuai dengan standar Sustainable Development Goals (SDGs).

Menurut Muhadjir, revisi target tersebut juga sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa target penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 sangat ambisius.

Muhadjir menjelaskan bahwa sebelumnya target tersebut dimaksimalkan karena capaian akhir-akhir ini cukup bagus. Namun, karena Presiden juga menyatakan bahwa 14 persen merupakan target yang sangat ambisius, maka target tersebut direvisi menjadi di bawah 20 persen.

Muhadjir menambahkan bahwa pihaknya tetap menargetkan stunting di bawah 20 persen pada tahun 2024 hingga 2025. Dia berharap pada tahun 2024, stunting sudah berada di bawah 20 persen sesuai dengan ketentuan dalam SDGs, dan menargetkan pada tahun 2025 stunting sudah di bawah 20 persen.

Saat ini, pemerintah masih berupaya mempercepat input Pencatatan Pelaporan Gizi Masyarakat berbasis elektronik (e-PPGBM) di seluruh wilayah Indonesia, dengan 92,29 persen data yang telah masuk. Muhadjir mengungkapkan bahwa hingga saat ini, 92,29 persen balita sudah ditimbang dan diukur, serta statusnya termasuk yang stunting telah diketahui.

Pada Minggu, 30 Juni, diharapkan data yang masuk mencapai 100 persen agar dapat digunakan sebagai basis penyusunan program penanganan stunting berikutnya.

Muhadjir menyatakan bahwa data yang mendekati 100 persen akan digunakan sebagai patokan, selain dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan hasil sensus e-PPGBM, serta hasil pengukuran dari masyarakat. Data tersebut akan dijadikan titik tolak untuk merancang penanganan stunting ke depan.(*)