Sentimen
Negatif (98%)
10 Jun 2024 : 17.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Gunung, Lumajang

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Muntahkan Lava Pijar 28 Kali Sejauh 2.500 Meter

10 Jun 2024 : 17.11 Views 11

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Muntahkan Lava Pijar 28 Kali Sejauh 2.500 Meter

BANDUNG - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi mengeluarkan guguran lava pijar dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah Besuk Kobokan pada Senin (10/6/2024) pukul 00.42 WIB.

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada pukul 00.00 – 06.00 WIB, kejadian guguran lava pijar teramati sebanyak 28 kali dengan jarak luncur 1.000 – 2.500 meter ke arah Besuk Kobokan.

"Aktivitas Gunung Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut," ucap Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangannya, Senin (10/6/2024).

 BACA JUGA:

Selain berpotensi terjadi awan panas, kata Wafid, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru.

"Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) berpotensi menjadi guguran lava pijar, atau pun awan panas," ujarnya.

Wafid mengatakan, material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan.

"Interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder," imbuhnya.

Wafid menyebut, dalam periode ini jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran dan Harmonik.

BACA JUGA:

"Gempa Vulkanik Dalam dan Harmonik yang masih terekam mengindikasikan masih adanya suplay di bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan serta adanya proses penumpukaan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko," katanya.

Berdasarkan pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter dan GPS kontinyu pada akhir periode pengamatan relatif datar menunjukkan tidak terjadinya peningkatan tekanan. Namun, pada Mei 2024 terlihat pola inflasi yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan pada tubuh gunungapi.

"Kondisi ini berkorelasi dengan terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunung api ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi," jelasnya.

Wafid mengatakan, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III atau Siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pihaknya mengimbau, agar masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," katanya.

Kemudian, masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

"Masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungaia atay lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungaisungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tandasnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Sentimen: negatif (98.5%)