JAKARTA, iNews.id - Inisiator Generasi Perintis Muhammad Syaeful Mujab terpilih sebagai delegasi Indonesia untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemuda G20 di Brasil tahun ini. Mujab akan bergabung dengan empat delegasi muda lainnya untuk mewakili suara Indonesia dalam forum internasional bergengsi ini.

Mujab, alumni Universitas Indonesia dan London School of Economics and Political Science, Inggris, akan fokus pada isu kemiskinan, kelaparan, dan ketimpangan. Isu-isu ini sejalan dengan advokasi yang dijalankan melalui Generasi Perintis, komunitas yang dia dirikan.

"Dalam KTT nanti, saya akan menyuarakan bagaimana kerentanan orang muda terhadap kemiskinan yang mestinya menjadi perhatian serius dalam kebijakan publik secara global," ujar Mujab dalam keterangan tertulis kepada iNews.id, Jumat (31/5/2024).

Dia akan memperjuangkan kebijakan proteksi sosial yang menargetkan warga negara pada usia produktif untuk membantu transisi dari dunia pendidikan ke dunia pekerjaan.

KTT Pemuda G20 merupakan acara tahunan yang diselenggarakan sebagai bagian penting dalam forum G20. Tahun ini, Brasil sebagai tuan rumah mengangkat lima isu penting untuk dibahas: kemiskinan, perubahan iklim, reformasi pemerintahan global, masa depan pekerjaan, serta keberagaman dan inklusivitas.

Hasil KTT tersebut akan menjadi dokumen rekomendasi kebijakan untuk dibahas dalam KTT G20 yang dihadiri oleh kepala negara/pemerintahan dari negara-negara G20.

"Kami delegasi Indonesia berkomitmen untuk mendorong inklusivitas dan partisipasi orang muda secara luas dalam penyusunan proposal kebijakan yang akan di advokasikan dalam KTT Pemuda G20 nantinya," ujar Mujab.

Suara dan aspirasi orang muda Indonesia dalam lima isu penting tersebut akan dikumpulkan melalui berbagai kegiatan, seperti Focus Group Discussion, Roadshow perguruan tinggi, national consultation, dan pertemuan-pertemuan dengan pemangku kepentingan dalam isu-isu tersebut.

Mujab akan bekerja sama dengan empat delegasi muda lainnya untuk mewakili Indonesia: Sheilla Njoto dari Nation Insights, Christy Zakaria dari Barclays PLC, Rafsi Akbar dari Universitas Gadjah Mada, dan Nadhifatun Nurrur Rahma dari KONEKIN.

Editor : Muhammad Fida Ul Haq