Sentimen
Positif (99%)
19 Mei 2024 : 08.14
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Cipinang, Parepare

Profil Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman Indonesia yang Menggubah Zaman

19 Mei 2024 : 08.14 Views 45

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Profil Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman Indonesia yang Menggubah Zaman

PIKIRAN RAKYAT - Dunia akademisi dan pers Indonesia berduka atas meninggalnya Prof. Salim Said, seorang akademisi, tokoh pers, dan mantan Duta Besar Indonesia. Prof Salim menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Sabtu, 18 Mei 2024 pukul 19.33 WIB.

“Sahabat kita, wartawan senior, tokoh pers dan perfilman Nasional, Prof. DR. Salim Said, telah tiada. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun," kata tokoh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ilham Bintang.

"Mantan Duta Besar RI di Ceko itu menghembuskan napas terakhir Sabtu 18 Mei 2024 pukul 19.33 WIB di RSCM. Malam ini jenazah akan disemayamkan di rumah duka, Jalan Redaksi No 149, Kompleks Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur," lanjutnya.

Prof Salim Said memulai kariernya di dunia media sebelum memantapkan dirinya sebagai dosen dan pengamat militer. Pada usianya yang ke-75, ia memperoleh Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) di bidang pemikiran sosial, sebuah pencapaian yang menunjukkan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia akademis dan sosial.

Profil Singkat Salim Said

Salim Said, lahir di Amparita pada 10 November 1943, sebuah desa di wilayah yang pada masa Hindia Belanda merupakan bagian dari Afdeling Parepare, kini bagian dari Kabupaten Sidenreng Rappang. Ia menempuh pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964-1965), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1966-1967), dan meraih gelar sarjana di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 1977. Gelar Ph.D. diraihnya dari Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat, pada tahun 1985.

Dalam perjalanan kariernya, Prof. Salim Said pernah menjadi redaktur di Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan majalah Tempo (1971-1987). Hingga akhir hayatnya, ia mengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan berperan aktif sebagai anggota Dewan Film Nasional. Sebagai anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, ia sering berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial, dan politik Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Prof. Salim Said juga dikenal sebagai penulis produktif. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain "Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak" dan "Profil Dunia Film Indonesia." Tulisan-tulisannya yang membahas sastra dimuat di berbagai media seperti Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, dan Budaya Jaya. Selain itu, bukunya yang berjudul "Profil Dunia Perfilman Indonesia" (1982) merupakan salah satu kontribusi pentingnya dalam dunia film.

Karier jurnalistik Salim Said dimulai sebagai redaktur di Pelopor Baru dan Angkatan Bersenjata, serta redaktur majalah Tempo dari tahun 1971 hingga 1987. Ia juga berperan sebagai pengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan Film Nasional. Sebagai anggota dari Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, Salim sering berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial, dan politik Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.***

Sentimen: positif (99%)