Sentimen
Positif (95%)
18 Mei 2024 : 18.49
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Cilangkap

Tokoh Terkait

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

18 Mei 2024 : 18.49 Views 6

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Teknik Elektro Universitas Indonesia Benyamin Kusumoputro mengungkapkan, pengembangan drone berbasis artificial intelligence (AI) untuk TNI terkendala ketersediaan “hardware”.

Menurutnya, Indonesia tak memiliki kendala untuk pengembangan perangkat lunak atau software untuk sistem kendali drone berbasis AI. Kendala justru terjadi ketika software tersebut hendak diimplementasikan pada hardware.

“Jadi secara software kita sudah menunjukkan hasil yang baik. Tetapi menerapkan ke hardware-nya, nah itu yang masih dalam persoalan,” ujar Benyamin dalam acara Brigade Podcast Kompas.com, dikutip Sabtu (18/5/2024).

Menurutnya, sulitnya mengimplementasikan software ke dalam hardware terjadi karena terbatasnya akses untuk mendapatkan hardware berspesifikasi militer, misalnya jet tempur, unmanned aerial vehicle (UAV), dan unmanned combat aerial vehicle (UCAV).

“Itu memang agak rumit karena hardware-nya itu kadang belum ada di pasaran terutama di Indonesia. Jadi kita kalau ingin beli sesuatu hardware yang agak canggih, itu kita di-block. Apalagi yang military spec sudah enggak mungkin masuk ke Indonesia,” ungkap Benyamin.

“Jadi oleh karena itu maka ya kita harus mengembangkan dari yang ada, komponen yang ada, dan seterusnya. Nah itu membutuhkan waktu yang cukup untuk riset tersendiri,” pungkasnya.

Baca juga: Indonesia Harus Kembangkan Drone AI Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Diberitakan sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta TNI Polri melek dan berani memanfaatkan teknologi.

Jokowi mengatakan ini dalam acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (28/2/2024).

"Pemanfaatan teknologi dalam perang konvensional, perang siber, akan semakin meningkat. Oleh sebab itu TNI, Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, teknologi pesawat tempur hingga tank diperlukan.

Selain itu, ia juga menyorot soal penggunaan drone. Sebab, teknologi drone kini sudah canggih dan akurat hingga bisa mendeteksi orang.

Baca juga: Jokowi Ingin TNI Pakai Drone, Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan Drone AI

"Tapi hati-hati juga dengan drone. Saya ingat di tahun 2020 bulan Januari, ada penggunaan drone yang saya kaget karena begitu sangat presisi dan begitu sangat akurat mengejar siapa yang diinginkan," ujar dia.

Kepala Negara pun mencontohkan implementasi drone.

Menurut dia, pernah ada seorang Mayor Jenderal (Mayjen) Qasem Soleimani yang merupakan Komandan tentara Pasukan Quds di Iran, tertembak drone yang dikendalikan dari jarak jauh.

Jokowi mengingatkan jajaran TNI Polri mengamati dan mengikuti perkembangan teknologi.

"Saat itu Mayjen Soleimani komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran, tertembak dari drone yang dipersenjatai. Akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak," ucap Jokowi.

Baca juga: Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

"Dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, Markas Amerika Serikat di Qatar," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (95.5%)