Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Haji
Kab/Kota: Madinah
Kisah Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2024/05/15/6644cf986891c.jpg)
MADINAH, KOMPAS.com - Sajeriah (65) tak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya.
Perempuan asal Pare-pare, Sulawesi Selatan, itu akhirnya bisa berangkat haji setelah 14 tahun menanti.
Penyandang disabilitas netra itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG dan tiba di Madinah, Selasa (15/5/2024).
Meski memiliki keterbatasan, semangat Sajeriah tak padam. Dia menyiapkan sendiri perlengkapan hajinya, mulai dari mencuci, melipatnya, dan menyusunnya di dalam koper.
Baca juga: 19.354 Jemaah Haji Indonesia Sudah Berada di Madinah
Sajeriah juga mengaku tak khawatir melakukan perjalanan haji. Bahkan, jika saat menjalankan ibadah dia ditakdirkan meninggal pun Sajeriah mengaku ikhlas.
“Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal tidak apa-apa,” ucapnya, Rabu (15/5/2024), seperti dilaporkan jurnalis Kompas.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.
Keikhlasan Sajeriah bahkan membuat orang-orang di sekitarnya menitikkan air mata. Hasmia (53), keponakan yang mendampingi Sajeriah menunaikan ibadah haji tak kuasa menahan tangisnya.
Sejak kecil, Hasmia mengaku dekat dengan sang bibi. Sajeriah begitu mandiri. Dia biasa mengurus keponakan-keponakannya, memasak nasi, mencuci, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.
Hasmia bahkan tak merasa Sajeriah bibinya memiliki keterbatasan karena dia begitu terampil.
“Dia bisa masak, mencuci, dan segalanya dia lakukan sendiri,” ucap Hasmia.
Baca juga: Dokter: Banyak Jemaah Haji Sakit karena Menahan Kencing di Pesawat
Di mata Hafidah Jufri, ners atau perawat yang memeriksa kesehatan Sajeriah dan mendampinginya, Sajeriah memiliki semangat yang luar biasa. Perempuan itu penuh semangat. Kondisi kesehatannya sangat baik karena hasil tes kesehatan, baik darah, urine, dan lain-lain masih di bawah ambang batas.
“Semangatnya luar biasa, saya salut,” ujarnya.
M Hasyim Usman, Ketua Kloter 3 UPG juga kagum akan semangat Sajeriah yang berkeyakinan besar untuk berangkat haji meski memiliki keterbatasan.
“Awalnya pendampingan dia tidak masuk. Awalnya yang diusulkan untuk mendampingi adalah keponakannya yang serumah tetapi tidak bisa,” ucap Hasyim.
Begitu Sajeriah dinyatakan berangkat, Hasyim pun memberikan semangat. Salah satunya, dia membagi anggota rombongan dengan komposisi beragam, mulai dari tua muda, dan lansia.
Juga dibagi ada anggota yang sehat dan yang memiliki masalah kesehatan.
Sentimen: negatif (98.5%)