Sentimen
Negatif (99%)
13 Mei 2024 : 08.39
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Depok, Pancoran

Kasus: kecelakaan

Isak Tangis di Rumah Duka Korban Meninggal Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

13 Mei 2024 : 08.39 Views 5

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Isak Tangis di Rumah Duka Korban Meninggal Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

PIKIRAN RAKYAT - Jenazah Intan Rahmawati diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka yang beralamat di RT 001, RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. Intan adalah satu dari sembilan pelajar SMK Lingga Kencana yang meninggal dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Suasana haru menyelimuti keluarga Intan. Isak tangis keluarga pecah saat jenazah Intan tiba di rumah duka. Kerabat dan tetangga yang melayat terlihat mendoakan dan berada di dalam maupun depan rumah duka.

Suasana haru juga terlihat di rumah duka korban meninggal atas nama Dimas. Letak rumah Almarhum Dimas berada persis di sebelah kediaman Almarhumah Intan. Total ada 11 korban meninggal. Perinciannya, yakni 9 pelajar, 1 guru, dan 1 pengendara motor.

Tapak Ban Bus Botak dan AC Mati

Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) Muwardhi mengaku dirinya sempat mendapatkan informasi soal kondisi bus yang ditumpangi para pelajar. Dia menyebut kondisi ban kurang laik jalan dan Air Conditioner (AC) atau pendingin suhu di dalam kabin bus juga tidak berfungsi.

“Kalau dari orang tua saya enggak mendengar. Tapi kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, 'aduh saya dapat mobil yang sedikit beda', ternyata terjadi hal itu,” kata Muwardhi saat ditemui di SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, Minggu, 12 Mei 2024.

“Ya katanya kelihatannya ban sudah kurang bagus, AC-nya enggak jalan juga,” tuturnya menambahkan.

Muwardhi menjelaskan kondisi ban kurang laik jalan adalah tapak ban yang botak. Bahkan, dia mendapatkan informasi bahwa para siswa sempat makan di dalam kegelapan karena kondisi di dalam kabin gelap akibat kurangnya pencahayaan.

“AC enggak hidup, ban sudah botak-botak. Infonya seperti itu (makan dalam kegelapan). Saya juga tidak jelas. Apakah berhenti di tempat makan atau tidak, info itu dia sampaikan kepada keluarga bahwa saat ini sedang dalam perjalanan pulang,” ungkap Muwardhi.

“Tetapi sebelum kejadian itu dia sempat makan, memang lampunya itu kurang terang, gelap, lampu di mobil. Mungkin dia itu makan di mobil. Jadi kurang bagus berarti,” katanya melanjutkan.

Lebih lanjut Muwardhi menuturkan, bus nahas tersebut sempat mogok sebelum kecelakaan di Subang. Akan tetapi, dia tidak mengetahui penyebab bus itu mogok. “Sebelum kejadian itu sempat mogok. Kemudian diperbaiki teknisinya dan jalan lagi,” tutur Muwardhi.

Dikatakan Muwardhi, pemilihan bus wisata dari Perusahaan Otobus (PO) Trans Putera Fajar adalah hasil kesepakatan dari rapat yang diselenggarakan panitia. Menurutnya, SMK Lingga Kencana tidak setiap tahun menggunakan bus dari PO tersebut.

“Iya, biasanya kita panitia berusaha mendatangkan PO yang mana bus itu. Biasanya gitu, tidak kita sangka dan duga kalau ada itu terjadi karena ternyata dibandingkan yang satu ini, dua itu (bus lain) lebih baik,” tutur Muwardhi.

“Enggak (setiap Tahun pakai PO Trans Putera Fajar). Bahkan tahun kemarin enggak keluar (kota)” katanya menambahkan.***

Sentimen: negatif (99.6%)