Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Yerusalem
Kasus: Teroris
Pasang Surut Hubungan Iran dan Israel, Ternyata Pernah Dekat sebelum 1979
iNews.id
Jenis Media: Nasional

TEHERAN, iNews.id - Iran melancarkan serangan menargetkan Israel, Sabtu (13/4/2024). Kedua negara itu di ambang perang usai sebelumnya serangan Israel menewaskan tujuh perwira militer Iran.
Hubungan antara kedua negara ini memburuk sejak Revolusi Islam tahun 1979, kini mencapai titik terendahnya.
Israel dan Iran pernah menjaga hubungan yang bersahabat sebelum Revolusi Islam Iran terjadi. Melansir dari Naver, Minggu (14/4/2024), Dinasti Pahlavi Iran saat itu berhubungan dekat dengan Israel, yang menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1948, dengan mengakui itu sebagai negara yang independen. Ketika Raja Pahlavi kedua, Mohammad Reza Shah, berkuasa, Iran juga menjadi rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah.
Namun, hubungan antara kedua negara berubah dengan cepat ketika Ayatollah Ruhollah Khomeini menggulingkan dinasti Pahlavi melalui Revolusi Islam Syiah. Pemerintah revolusioner mendefinisikan Israel sebagai 'musuh Islam' dan menyebutnya sebagai 'setan kecil' di samping 'setan besar' yang disebut Amerika Serikat. Mereka juga mengklaim bahwa Israel secara ilegal menduduki Yerusalem.
Namun, kedua negara menunjukkan tanda-tanda kerjasama hingga tahun 1980-an. Pada tahun 1980, ketika Iran memulai perang delapan tahun dengan Irak atas kedaulatan Jalur Air Shatt al-Arab, sebuah wilayah perbatasan, Israel membantu Iran di balik layar dengan menyediakan senjata. Pada saat itu, dianalisis bahwa Israel berusaha untuk menjaga Irak tetap terkendali melalui Iran dan juga mengamankan pengaruh di dalam Iran.
Namun, Iran kemudian mengorganisir dan mendukung kelompok-kelompok bersenjata anti-Israel di Lebanon, Yaman, Suriah, dan Irak, dan hubungan antara kedua negara memburuk lagi. Bom tahun 1992 di depan kedutaan besar Israel yang menewaskan 29 orang membuat hubungan kedua negara semakin retak. Selain itu serangan teroris tahun 1994 di gedung Asosiasi Persahabatan Israel-Argentina di Buenos Aires yang menewaskan 85 orang juga pernah terjadi.
Israel mengidentifikasi Hibullah, faksi bersenjata Lebanon yang disponsori oleh Iran, sebagai kekuatan di balik insiden-insiden tersebut.
Isu-isu nuklir dan rudal Iran juga memperdalam konflik antara kedua negara. Mahmoud Ahmadinejad, yang menjadi presiden Iran baru pada tahun 2005, adalah orang yang membuat pernyataan radikal seperti 'Israel harus lenyap dari peta', dan segera setelah pemilihan, pengayaan uranium dilanjutkan. Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan yang menargetkan program nuklir Iran. Mereka membunuh beberapa ilmuwan nuklir Iran, dan pada tahun 2010.
Sementara itu, perang di Gaza, yang dimulai pada bulan Oktober tahun lalu, telah membawa hubungan antara kedua negara ke titik kritis. Pada tahap awal situasi tersebut, Hizbullah dan pemberontak Houthi Yaman, yang dikenal sebagai proxy Iran, melancarkan serangan drone menargetkan Israel atau menyerang kapal dagang yang melintasi Laut Merah. Namun, pada tanggal 1 April, Israel mengebom konsulat Iran di Damaskus, ibu kota Suriah, dan Iran meluncurkan serangan udara balasan 12 hari kemudian, membawa kedua negara itu di ambang perang.
Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:
Sentimen: negatif (99.9%)