LENGKONG,AYOBANDUNG.COM -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sudah memberikan klarifikasi terkait alokasi dana yang dipakai Presiden Jokowi untuk Bantuan Sosial (Bansos) kepada masyarakat, dalam sidang Mahkamah Konstitusi.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa dana untuk Bansos bukan bagian dari perlinsos anggaran untuk kunjungan presiden, melainkan berasal dari dana operasional presiden yang diatur oleh peraturan tertentu.

Menurut Sri Mulyani, dana operasional presiden diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan tertentu, dengan realisasi yang tercatat dari tahun 2019 hingga 2023.

Sementara untuk tahun 2024, Sri Mulyani mengatakan alokasi anggaran untuk dana operasional Presiden dan bantuan kemasyarakatan telah diatur, namun realisasi dana tersebut baru mencapai 14% hingga bulan April.

Ia juga menjelaskan bahwa perubahan dalam pasal 27 APBN 2024 dibandingkan dengan APBN 2023 terkait situasi pandemi COVID-19.

Baca Juga: Otorita IKN dan Bank Tanah Digeruduk Komnas HAM, Tindak Lanjuti Sengketa Lahan Warga Adat

Baca Juga: Apakah Berbuka Puasa dengan Gorengan Itu Baik?

Pasal 27 dalam APBN 2023 berkaitan dengan penanganan kesehatan dan masalah sosial, namun dengan berakhirnya status pandemi, pasal tersebut dianggap tidak lagi diperlukan.

Pada bagian lain, ia menjelaskan soal kenaikan anggaran perlindungan sosial (perlinsos) pasca-COVID.

Terutama disebabkan oleh kenaikan harga minyak bumi dan perubahan volume subsidi.

Anggaran subsidi energi dan pupuk mengalami peningkatan signifikan, yang mencerminkan komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat.

Dengan penjelasan yang disampaikan oleh Sri Mulyani, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas terkait alokasi dana operasional presiden dan perubahan dalam APBN terbaru, serta upaya pemerintah dalam memberikan bantuan kepada masyarakat melalui program Bansos.

Baca Juga: Rencana IKN Hadirkan Kereta Cepat yang Lewati 3 Negara Disebut Tanpa Sepengetahuan Malaysia, Kok Bisa?

Baca Juga: Viral Cewek Curhat Dikirim Kue Ibunya Jauh-jauh dari Luar Pulau karena Tak Bisa Pulang Kampung, Endingnya Nyesek Sekaligus Bikin Geram