Sentimen
Negatif (100%)
6 Apr 2024 : 10.18
Informasi Tambahan

Kasus: HAM, KKN, penganiayaan, kekerasan seksual

Kronologi Perang Dingin Antara TNI dan BEM UI, Kritik Berlebihan yang Berujung Tantangan dengan Taruhan?

6 Apr 2024 : 10.18 Views 9

Oposisicerdas.com Oposisicerdas.com Jenis Media: News

Kronologi Perang Dingin Antara TNI dan BEM UI, Kritik Berlebihan yang Berujung Tantangan dengan Taruhan?

Kronologi perang dingin antara TNI dan BEM UI akan diulas dalam artikel ini.

Diketahui, tengah terjadi perang dingin antara TNI dengan BEM UI saat ini yang berujung saling tantang.

TNI yang sebelumnya mendapat kritik keras dari BEM UI, kini berbalik menantang agar BEM UI menggelar KKN di Papua, dan begini kronologisnya.

Viral di media sosial jika TNI yang merasa tak terima dikritik dengan tudingan pelanggaran HAM, meminta agar BEM UI dapat melaksanakan kegiatan perkuliahan yakni KKN di Papua.

Dengan tujuan, agar BEM UI turut merasakan bagaimana situasi dan kondisi kehidupan TNI yang bertugas di Papua khususnya pada daerah konflik dengan KKB.

"Halo dek yang terpelajar dan berpendidikan sudah lihat beritanya belum tentang yang ditangkap pihak itu siapa. mengatasnamakan masyarakat sipil atau orang Papua karena tidak semua orang Papua ada separatis."

"Kami tahu siapa yang harus diamankan dan siapa yang harus dijaga kalau KKN cobalah ke desa-desa terpencil di sana biar tahu gimana kehidupan di sana jangan menyuarakan dari tempat enak," kata seorang prajurit dikutip Kilat.com dari Instagram @feedkative.

Bahkan isi tantangan juga disertai taruhan jika BEM UI sanggup melaksanakan KKI, maka TNI akan memmberikan uang gaji mereka seumur hidup.

Ternyata, awal mula atau kronologi yang menjadi penyebab TNI melempar tantangan ini gegara kritik BEM UI lewat media sosialnya atas pelanggaran HAM.

Dimana sebelumnya viral aksi pengeroyokan oleh beberapa oknum TNI terhadap salah seorang warga Papua hingga meninggal dunia.

Atas alasan itulah BEM UI dengan tegas memberikan kritik agar TNI menghentikan pelanggaran HAM di Papua.

Bahkan dalam unggahanya, BEM UI pun menyebut jika pelanggaran HAM yang terjadi di Papua bukan kali pertama oleh TNI dengan menunjukkan grafik temuan pelanggaran HAM.

"TNI ANIAYA SIPIL, HENTIKAN PELANGGARAN HAM DI PAPUA!

Halo, UI dan Indonesia!

Beredarnya video yang menayangkan tindakan penganiayaan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap warga di Papua telah menggemparkan publik. Kasus tersebut bukan satu-satunya, data menunjukkan tingginya tingkat pelanggaran HAM mencakup kekerasan aparat terhadap sipil di Papua beberapa terakhir. Kondisi ini jelas-jelas telah melanggar kewajiban negara dalam menegakkan HAM yang termaktub dalam konstitusi dan undang-undang.

Oleh karena itu, sudah semestinya Indonesia sungguh-sungguh pelanggaran HAM di Papua dengan mengadakan investigasi menyeluruh dan memastikan berjalannya proses hukum yang adil dan transparan. Pemerintah juga harus mengutamakan pendekatan dialog dalam merespons aspirasi masyarakat, bukan pendekatan," tulis BEM UI di akun instagram @bemui_official.

Tantangan TNI Mendapat Dukungan

Tantangan TNI terhadap BEM UI ini pun banyak mendapat dukungan, terutama dari salah seorang Youtuber Indonesia yakni Bobon Santoso.

Ia pun sanggup memberikan penghasilannya sebagai Youtuber jika BEM UI bersedia menerima tantangan TNI untuk KKN ke Papua tersebut.

Tak hanya Bobon Santoso, kalangan supir rental di Papuan pun turut memberikan dukungan terhadap TNI.

Bila BEM UI bersedia menerima tantangan tersebut, maka akan mendapatkan fasiliitas gratis dalam proses penjemputan mulai dari Bandara hingga ke lokasi KKN.

BEM UI Mersepon

Viralnya tantangan TNI tersebut pun akhirny direspon oleh BEM UI yang disampaikan terbua oleh Verrel Uziel selaku ketua BEM UI yang dikutip kilat.com dari instagram @terang_media.

BEM UI menyuarakan yang perlu untuk disuarakan. Tanah Papua adalah bagian dari Indonesia setiap suara dari saudara kita layak disuarakan. Pelanggaran HAM dalam bentuk apapun tidak layak mendapatkan justifikasi.

Seorang warga sipil yang dianiyaya dalam video tersebut pada akhirnya dilepaskan karena tidak terbukti bagian dari gerakan separatis.

NKRI sebagai negara hukum sudah semestinya segala tindak tanduk berpedoman pada hukum yang berlaku. Masyarakat sipil tak jarang menjadi korban salah sasaran dan pun menjadi korban atas konflik berkepanjangan ini.

Ramainya situasi ini juga dikarenakan respon anti kritik oknum-oknum prajurit TNI yang jumlahnya sangat banyak.

Kapuspen TNI sudah mengakui bahwa penganiayaan dilakukan oleh oknum TNI dan meminta maaf serta tidak membenarkan kejadian tersebut.

Miris membaca komentar komentar yang mampir di akun BEM UI atau saya pribadi yang keluar dari konteks dan menormalisasi kekerasan.

Sangat banyak ancaman dan intimidasi. Sangat banyak oknum-oknum aparat yang anti kritik dan melanggengkan kekerasan.

Lebih parah, sangat banyak yang akhirnya melakukan kekerasan seksual secara verbal kepada fungsionaris BEM UI. Baiknya sama-sama introspeksi dan berbenah.

Itulah kronologi dari kenapa TNI akhirnya menantang BEM UI untuk KKN di Papua. (*)

Foto: Kronologi Tantangan KKN di Papua BEM UI oleh TNI. (instagram @feedkative,terang_media, bemui_official)

Sentimen: negatif (100%)