Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Cianjur
Ada 75 Sesar Aktif di Pulau Jawa, Ilmuwan Peringatkan Potensi ‘Kiamat’
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan geologi telah mengidentifikasi 75 sesar aktif di sepanjang Pulau Jawa, yang meningkat dari 31 sesar pada tahun 2017, meningkatkan potensi guncangan gempa bumi di masa mendatang. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat Pulau Jawa adalah rumah bagi setengah dari total populasi Indonesia.
Potensi bencana yang tidak dimitigasi secara tepat dan efektif dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup masyarakat di pulau Jawa. Bahkan, potensi terjadinya ‘kiamat’ gempa bumi bukanlagi sekedar hipotesa.
Dalam lokakarya pemetaan sesar aktif di Jakarta pada Rabu, 4 April 2024, Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahmah Hanifa, menggarisbawahi urgensi untuk melindungi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa.
"Sebanyak 50 persen penduduk tinggal di Pulau Jawa. Artinya, kita perlu melindungi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa," ujarnya.
Data terkini menunjukkan bahwa lebih dari 75 sesar aktif telah teridentifikasi di Pulau Jawa, membuat pulau dengan penduduk terpadat di dunia menjadi tempat dengan jumlah sesar aktif tertinggi di Indonesia. Namun perlu diingat bahwa peningkatan jumlah sesar bukanlah indikasi sesar yang bertambah, melainkan peningkatan pengetahuan manusia tentang sesar yang ada.
Tangkapan layar - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo memaparkan keberadaan patahan yang membentang di Pulau Jawa dalam lokakarya pemetaan sesar aktif yang dipantau di Jakarta, Rabu (3/4/2024). ANTARA/Sugiharto Purnama/aa.
Menurut Nuraini, kurang dari 30 persen dari sesar-sesar tersebut telah diketahui parameter-parameternya dengan baik. Dia mengungkapan bahwa penelitian lebih lanjut dalam pemahaman dan pemetaan sesar aktif memegang peran penting dalam mitigasi bencana.
Salah satu contoh yang disebutkan adalah gempa Cianjur pada tahun 2022. Nuraini menyatakan bahwa tanpa adanya peristiwa gempa tersebut, mungkin manusia akan melupakan keberadaan sesar di wilayah tersebut. Namun, pengetahuan akan gempa-gempa sebelumnya memainkan peran kunci dalam persiapan dan mitigasi bencana di masa mendatang.
Di samping itu, Nuraini juga mengingatkan bahwa aktivitas tektonik yang tinggi di Indonesia telah membuat negara ini menjadi salah satu yang paling rentan terhadap bencana alam, termasuk gempa bumi. Statistik menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 hingga 2018, bencana alam telah menyebabkan lebih dari 185.000 jiwa meninggal di Indonesia.
Lebih lanjut, Nuraini mengungkapkan bahwa sekitar 206 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 77 persen dari total populasi, berisiko mengalami guncangan gempa dengan intensitas yang signifikan. Bahkan, sebanyak 4,1 juta jiwa tinggal di atas patahan sesar tersebut.
Namun, penelitian terkait sesar aktif tidaklah mudah, terutama di Pulau Jawa yang telah padat penduduk.
"Melakukan riset sesar aktif tidak mudah apalagi Pulau Jawa sudah banyak penduduk. Padahal (riset) geologis itu perlu menggali (tanah). Kalau sudah banyak rumah susah juga (melakukan riset)," pungkas Nuraini.***
Sentimen: positif (72.7%)