Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: nepotisme, korupsi
Tokoh Terkait
Kritik Proses PHPU Pilpres 2024, Loyalis Ganjar Pranowo: Ugal-Ugalan Nepotisme
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Loyalis Ganjar Pranowo, Jhon Sitorus, memberikan pandangannya yang tajam terkait dengan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 yang diajukan oleh tim hukum Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Menurut Jhon, Negara Indonesia telah memperlihatkan nepotisme yang disamarkan dengan dalih demokrasi yang ugal-ugalan.
"Negara ini telah mempertontonkan nepotisme berkedok demokrasi yang ugal-ugalan," ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @Miduk17 (27/3/2024).
Jhon melihat, mereka yang memiliki kepentingan telah mengelabuhi hukum, memperalat aparatur, anggaran hingga bansos untuk mewujudkan proses yang menjijikkan dan licik.
Lebih lanjut, Jhon menyatakan bahwa tindakan ini luar biasa dalam usahanya untuk menggembosi anak kandung rakyat yang tidak memiliki apa-apa selain prestasi dan kedekatan dengan rakyatnya, Ganjar Pranowo.
"Luar biasa usahanya menggembosi anak kandung rakyat yang tak punya apa-apa selain prestasi dan kedekatan dengan rakyatnya," lanjutnya.
Dengan bahasa perumpamaan, Jhon menggambarkan bahwa Negara Indonesia telah membuat luka di hatinya sendiri.
"Negeri ini pula sudah menggores luka dihatinya sendiri," tukasnya.
Alasannya, karena "nakhoda" (pemimpin) negara ini adalah manusia yang tangannya telah penuh darah.
"Karena nahkodanya adalah manusia yang tangannya penuh darah," cetusnya.
Sementara itu, menurut Jhon, para pemuda dibohongi melalui media sosial, seolah-olah penghilangan anak-anak bangsa tidak pernah terjadi.
"Anak muda dibohongi lewat media sosial, seolah-olah penghilangan anak-anak bangsa itu tidak pernah terjadi," Jhon menuturkan.
Bahkan, ia menyebut bahwa mereka bahkan tega menertawakan air mata ibu yang kehilangan anaknya pada peristiwa tahun 1998.
"Bahkan mereka tega menertawakan air mata dari ibu yang kehilangan," timpal Jhon.
Jhon kemudian mengingatkan bahwa publik telah konsisten pada nilai-nilai perjuangan sejak 2014 hingga 2019.
Konsisten dalam melawan Neo Orba, korupsi, nepotisme, dan perilaku tidak jujur yang seolah-olah baik padahal membawa Indonesia menuju kehancuran.
"Yang dipertontonkan seolah-olah baik padahal mengantarkan kita ke jurang kehancuran," imbuhnya.
Diungkapkan Jhon, publik ingin bangsa Indonesia berdiri dengan cara yang terhormat.
"Bukan dengan cara licik dan curang lalu berdusta di depan khalayak seolah-olah semuanya baik-baik saja," ucapnya.
Tidak menutup kemungkinan, Jhon menyebut bahwa ia tidak ingin melihat penculikan, tragedi kemanusiaan, pembredelan pers, dan pembungkaman kebebasan berpendapat semakin subur hingga menjadi momok yang selalu menghantui siang dan malam karena Presiden Prabowo Subianto.
Bagi Jhon, Indonesia saat ini membutuhkan kejujuran dan kebenaran yang berdiri di atas segala kebaikan, karena yang terlihat baik belum tentu benar dan jujur.
"Kita ingin kejujuran dan kebenaran berdiri di atas segala kebaikan, karena yang terlihat baik belum tentu benar dan jujur," tandasnya.
Ia mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa jika negara mengakomodir kebohongan ini, maka sulit rasanya untuk optimis mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Bila negara mengakomodir kebohongan ini, maka sulit rasanya untuk optimis mewujudkan Indonesia Emas 2045," timpalnya.
Tambahnya, mimpi mewujudkan Indonesia emas 2045 tidak bisa terkubur hanya dalam angan belaka, dan ia meminta agar manusia-manusia tamak disingkirkan.
"Mimpi itu tak boleh kita kubur hanya dalam angan belaka, singkirkan manusia-manusia yang tamak itu," kuncinya.
Seperti diketahui, Rabu (27/3/2024) MK menggelar sidang pemeriksaan pendahuluan PHPU Pilpres 2024 yang terbagi dalam dua sesi.
Sesi pertama adalah permohonan yang diajukan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan nomor register 1/PHPU.PRES-XXII/2024.
Sesi kedua merupakan permohonan yang diajukan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud Md dengan nomor register 2/PHPU.PRES-XXII/2024.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (99.2%)