Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kemayoran, Palu, Denpasar
Perhitungkan Dampak Gempa, BMKG Urungkan Niat Pindah ke IKN, Lebih Milih Bangun Kantor Baru di 2 Wilayah Ini
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengurungkan niat untuk pindah ke IKN.
BMKG lebih memilih untuk membangun dua gedung baru buat pusat komando (command center), sebab gedung yang saat ini dipakai oleh BMKG terancam amblas sebab adanya megathrust.
Fakta tersebut dipaparkan pihak BMKG saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR pada Kamis, 14 Maret 2024.
Adapun Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami (Indonesia Tsunami Early Warning System/InaTEWS) berada di atas tanah lunak yang dulunya merupakan Bandara Kemayoran.
Gedung tersebut berusia 40 tahun lebih yang berdiri di atas tanah lunak, di dengan bawah tanah yang berair dan sepertinya rawa.
Apabila terjadi guncangan gempa dengan kekuatan seperti di Palu (Magnitudo 7,4), ada kemungkinan gedung tersebut mengalami pergeseran ke dalam.
Sehingga peralatan deteksi dini BMKG yang canggih di dalam gedung tidak akan berfungsi dengan baik jika terjadi gempa.
Selain itu BMKG mengungkap rencananya untuk memindahkan seluruh markas ke IKN namun tidak bisa terealisasi sebab waktu nya belum jelas dan anggaran harus dibangun saat ini.
Baca Juga: Kapan THR Pensiunan 2024 Cair? Pensiunan PNS Wajib Tahu, Ada Beragam Penyebab ketidak Serempakan Pencairan!
Mengingat bencana gempa bisa datang tanpa rencana. Pihak BMKG juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR, dan terungkap bahwa pembangunan gedung BMKG tidak termasuk kedalam rencana jangka pendek.
Oleh karena itu BMKG memiliki rencana untuk membangun dua gedung baru yang terletak di Jakarta dan Denpasar dengan anggaran sekitar Rp235 miliar dari dana US$85 juta dari World Bank.
Nantinya untuk gedung baru di Jakarta menerapkan teknologi pencegah gedung amblas seperti base isolator.
Selain itu Kepala BMKG yaitu Dwikorita juga mengungkap diperlukan sistem cadangan untuk sistem peringatan dini.
Ia juga menambahkan meskipun gedungnya berdiri utuh tetapi sistem komunikasi roboh, BMKG tidak dapat memberikan peringatan dini.
Hal ini bertujuan agar apabila Jakarta mengalami kelumpuhan meskipun gedungnya masih berdiri, maka BMKG tidak bisa mengeluarkan peringatan maka nantinya diambil oleh Denpasar dengan sistem continuity.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jakarta diprediksi akan mengalami megathrust dengan gempa berkekuatan Magnitudo 8,7.
Baca Juga: Dulunya Tenggelamkan 20 Desa, Kini Bendungan di Jabar Ini Justru Jadi Penopang Listrik Tenaga Surya Terbesar se Asia Tenggara
Kemudian BMKG juga berharap dengan dibangunnya gedung baru maka sistem peringatan dini bisa berjalan walaupun terjadi gempa besar serta kelumpuhan Jakarta.
Dengan demikian pembangunan gedung baru di Jakarta dan Denpasar diharapkan menjadi solusi atas masalah berupa ancaman bencana gempa dan tsunami.***
Sentimen: negatif (88.6%)