PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menerima kunjungan Presiden terpilih Prabowo Subianto di DPP NasDem, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Maret 2024. Surya Paloh mengakui pertemuan hari ini juga tidak bisa dilepaskan dari hubungan personal dengan Prabowo yang sudah terjalin puluhan tahun.

“Saya dan seluruh DPP Partai NasDem mendapatkan kunjungan Presiden terpilih bapak Prabowo Subianto. Kunjungan ini adalah kunjungan silaturahmi mengingat sebuah perjalanan panjang di antara hubungan personal kami berdua tidak kurang hampir 40 tahun,” kata Surya Paloh.

Oleh karena itu, Surya Paloh menilai wajar pertemuannya dengan Prabowo pascapenetapan hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu, 20 Maret 2024, lalu.

“Jadi hal yang amat sangat wajar ketika bagi saya pribadi dan tentunya pak Prabowo tetap menginginkan semangat persahabatan kita selamanya hingga tahun ini bisa terjaga baik,” tuturnya.

Surya Paloh menuturkan dirinya membuka pintu untuk menjalin komunikasi politik lebih jauh dengan Prabowo demi pembangunan Indonesia.

“Untuk bersama-sama menginginkan kehadiran kami berdua dan sebagai para tokoh nasional bisa memberikan penekanan yang berarti bagi progres pembangunan,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Surya Paloh kembali mengucapkan selamat kepada Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka yang menjadi pemenang Pilpres 2024. Diketahui, pasangan calon nomor urut 2 tersebut meraih 96.214.691 suara.

“Kami mengucapkan sekali lagi selamat kepada bapak Prabowo tentu bersama mas Gibran yang sudah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk hasil Pemilu 2024,” ucap Surya Paloh.

Kemungkinan NasDem Gabung Koalisi Prabowo

Surya Paloh menilai pernyataan Prabowo yang selalu menawari NasDem masuk ke dalam koalisi adalah sebuah penghargaan. Namun, dia menyatakan bergabung atau tidaknya NasDem tergantung perkembangan dinamika politik.

“Itu penghargaan pak Prabowo saja. Kita lihat perkembangan ke depan,” kata Surya Paloh.

Surya Paloh menyebut probabilitas bergabungnya NasDem ke koalisi Prabowo sama besarnya dengan peluang NasDem menjadi partai oposisi.

“Itu fifty-fifty possibility-nya,” ujarnya.***