PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah menetapkan status tanggap darurat bencana alam angin kencang, banjir, dan tanah longsor menyusul terjadinya bencana banjir yang melanda lima kecamatan.

Bencana banjir tersebut meluas dan melanda lebih dari separuh jumlah kecamatan di Kabupaten Kudus. Maka dari itu, status tanggap darurat bencana alam berlaku mulai 15 Maret-24 Maret 2024.

Jumlah Korban dan Pengungsi Banjir di Kudus

Sementara itu, jumlah warga terdampak banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bertambah, saat ini jumlahnya meningkat menjadi 1.619 jiwa, menyusul jumlah desa yang terdampak banjir juga bertambah.

Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Mundir mengatakan sebanyak 32.952 jiwa terdampak bencana tersebut hingga 17 Maret 2024, namun yang mengungsi ada 1.619 jiwa.

"Saat ini banjir meluas hingga di 29 desa dari sebelumnya hanya beberapa desa," kata Mundir.

Jumlah pengungsi tersebar di 17 lokasi pengungsian, ada yang menempati aula gedung DPRD Kudus, balai desa, tempat ibadah, tempat pendidikan, dan rumah warga.

Sementara itu, Mundir mengatakan ada delapan lokasi dapur umum, mulai dari balai Desa Golantepus, balai Desa Jati Wetan, Gulang, Blimbing Kidul, Gedung DPRD, Masjid, TPQ, dan gereja.

Untuk ketersediaan logistik, kata Mundir, masih cukup untuk dua hari ke depan. Nantinya, ada pihak yang akan membantu memenuhi kebutuhan logistik.

Upaya Pemerintah Atasi Banjir di Kudus

Pemkab Kudus melakukan upaya untuk mengurangi dampak yang lebih luas dari ancaman bencana dengan mempersiapkan infrastruktur yang dimiliki. Selain itu, Pembak Kudus juga tengah menyiapkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana.

"Kami akan melaporkan perkembangan situasi dan kejadian bencana di wilayah Kabupaten Kudus kepada bupati," ujar Mundir di Kudus.

Lima kecamatan yang terdampak banir di Kudus yakni Kecamataan Undaan, Jati, Kaliwungu, Mejobo, dan Jekulo dengan total sebanyak 29 desa.***