Sentimen
Negatif (86%)
16 Mar 2024 : 03.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Cimahi, Kuala Lumpur

Kasus: covid-19

Partai Terkait

Jakarta Tak Pernah Disiapkan Jadi Ibu Kota, Ridwan Kamil: Kepaksa Padahal Banyak Penyakit

16 Mar 2024 : 03.34 Views 9

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Jakarta Tak Pernah Disiapkan Jadi Ibu Kota, Ridwan Kamil: Kepaksa Padahal Banyak Penyakit

PIKIRAN RAKYAT – Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut bahwa sepanjang sejarah, Jakarta tidak pernah disiapkan menjadi ibu kota. Bahkan menurutnya, keterpilihan Jakarta sebagai ibu kota merupakan ketidaksengajaan.

“Jakarta dari dulu tidak pernah disiapkan untuk jadi Ibu Kota Republik Indonesia. Jakarta adalah ibu kota yang tidak sengaja, kepaksa,” kata Kang Emil sapaan Ridwan Kamil dalam Rakornas IKN di Kempinski Hotel, Jakarta Pusat.

Ridwan Kamil menegaskan meski IKN direalisasikan di era Presiden Joko Widodo, ide tersebut berasal dari Bung Karno.

“Maka, kalau ditanya kenapa harus pindah ke IKN jabawannya yang pertama tadi Jakarta tidak pernah disiapkan untuk ibu kota, yang kedua IKN itu bukan idenya Pak Jokowi. Pak Jokowi hanya mengimplementasikan kewajiban sejarah,” ujarnya.

Ridwan Kamil lalu membeberkan alasan Jakarta tak pernah dibidik menjadi ibu kota. Saat Indonesia masih dijajah Belanda, Jakarta tengah dilanda penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk yang terinfeksi, yakni Malaria.

“Dulu Batavia itu tidak layak jadi ibu kota pemerintah kolonial Belanda. Banyak penyakit seperti Covid-19 namanya Malaria Sundanica, maka dipindahkanlah ibu kota kolonial Belanda itu ke Bandung,” kata Kang Emil.

Kader Partai Golkar itu lalu menceritakan bahwa Bandung-lah yang direncanakan menjadi ibu kota, meski pada akhirnya batal karena alasan ekonomi.

“Jadi, Bandung itu sebenarnya IKN kalau sejarah tidak bergeser. Bandung sudah dibikin pusat militer, makanya semua jenderal pasti lewat Bandung-Cimahi,” ujarnya.

“Kementerian Perhubungan sudah pindah, makanya PT KAI di sana dan seterusnya. Tapi gagal karena tahun 29 (1929) ada depresi besar ekonomi dunia dan tahun 42 (1942) Jepang datang, maka bubarlah IKN versi pemerintah kolonial Belanda,” ujar Ridwan Kamil.

IKN Jangan Gagal

Ridwan Kamil mengatakan IKN harus menjadi kota yang layak huni dan manusiawi, agar tidak gagal seperti yang terjadi di negara lain.

Dia lalu bercerita tentang gagalnya pemindahan ibu kota Myanmar yakni Naypyidaw yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan hanya difungsikan sebagai pusat pemerintahan tanpa mempertimbangkan aspek kehidupan masyarakat yang beragam.

Ridwan Kamil lalu menyinggung ibu kota administratif Malaysia, Putrajaya, yang menurutnya indah, tapi sepi pada malam hari karena mayoritas penduduknya masih tinggal di Kuala Lumpur.

"Paginya berkantor di Putrajaya, sorenya pulang ke Kuala Lumpur, malam sepi," kata Kang Emil.***

Sentimen: negatif (86.5%)