Sentimen
Positif (99%)
13 Mar 2024 : 02.20
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Harita Nickel Ungkap Peluang Industri Nikel

13 Mar 2024 : 02.20 Views 18

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Harita Nickel Ungkap Peluang Industri Nikel

PIKIRAN RAKYAT - Di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Direktur Health Safety and Environment (HSE) Harita Nickel, Tonny Gultom, mengajak anak muda untuk mengenal lebih dekat industri nikel, dan melihat peluang-peluang yang ada di dalamnya.

Berbeda dengan beberapa tahun ke belakang, sekarang ini seiring berkembangnya zaman kesempatan untuk berkiprah di industri tambang tidak melulu harus berlatar belakang teknik tambang. Menurut Tonny Gultom, kesempatan berkiprah dalam industri tambang kini sangat luas dengan adanya hilirisasi.

“Faktanya saat ini industrinya terus berkembang tidak hanya tambang, karena ada pabrik dan lain sebagainya. Ini butuh teknologi, butuh orang dari sarjana sosial, ekonomi, psikologi, itu sangat banyak,” ujar Tonny, dalam acara Kuliah Umum yang bertajuk Optimalisasi Potensi Nikel untuk Mendorong Hilirisasi yang Berkelanjutan, di Unpar, seperti dilaporkan kontributor "PR" Dinni Kamilani, Jumat (8/3/2024).

Apalagi saat ini Indonesia adalah negara produsen nikel terbesar di dunia dengan total produksi diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global. Dengan demikian, diharapkan generasi muda Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.

Hilirisasi nikel

Hilirisasi produk nikel juga dilakukan Harita Nickel untuk menciptakan ekosistem yang kompetitif sekaligus meningkatkan nilai rantai pasok produksi.

“Hilirisasi dari kami ditandai dengan yang tadinya hanya tambang, kemudian kami bangun industri di bawahnya berupa industri Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) feronikel (FeNi) dan juga nikel berteknologi high pressure acid leaching (HPAL). Ini yang sudah produksi, ke depannya kami akan terus melihat ke arah hilirnya, tentunya dibutuhkan investasi dan kondisi ekonomi dunia,” kata Tonny.

Meskipun di Indonesia belum ada perusahan yang mengolah produk nikel secara langsung, tapi saat ini permintaan ekspor nikel cukup tinggi.

“Distribusinya saat ini karena pabrik di bawahnya seperti baterai, katoda, dan sebagainya belum ada di Indonesia, sehingga produk kami masih jual ekspor ke luar, kita ekspor paling besar ke Cina,” ungkapnya.

Dia berharap ke depannya Indonesia bisa memiliki industri yang mengolah produk olahan nikel. Tahun 2024 ini Harita menargetkan kapasitas produksi nikel mereka menjadi 120.000 ton, dari tahun sebelumnya yang hanya 55.000 ton nikel.

Tonny juga menegaskan pihaknya selalu berkomitmen menerapkan pertambangan yang ramah terhadap lingkungan, dengan selalu memasukkan nilai-nilai Environmental, Social, and Good Governance (ESG) dalam setiap operasinya. ***

Sentimen: positif (99.8%)