Sentimen
Negatif (99%)
9 Mar 2024 : 21.08
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Senayan

Partai Terkait

Borok DPR Dibongkar Anggotanya, Banyak yang Cuma 'Nyolong' Tanpa Kerja

9 Mar 2024 : 21.08 Views 10

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Borok DPR Dibongkar Anggotanya, Banyak yang Cuma 'Nyolong' Tanpa Kerja

PIKIRAN RAKYAT - Anggota DPR Fraksi NasDem, Irma Suryani membongkar borok anggota DPR di Senayan. Mereka ternyata tidak sepenuhnya bekerja, bahkan ada yang hanya 'nyolong' uang dinas.

"Saya ngomong begini, saya berani, kenapa? Kalau di DPR itu, kalau mau nyolong diam. Kalau enggak nyolong, baru boleh ngomong," ujarnya dalam election talk yang digelar di Universitas Indonesia (UI), Kamis 7 Maret 2024.

"Di DPR itu saya mendapatkan istilah itu 'Irma kalau kamu kritis kamu jangan nyolong, tapi kalau kamu mau nyolong kamu diam-diam aja. Jangan ngomong-ngomong, jadi follower aja'," kata Irma Suryani menambahkan.

Dia kemudian mencontohkan apa yang terjadi di komisinya. Ada beberapa anggota yang jarang mengikuti rapat dan kegiatan lain, tetapi 'aktif' mengambil uang dinas.

"Itu yang terjadi sekarang, rusak parlemen kita ini. Bahkan ada di komisi IX saya itu ada 52 anggota, ada 1, 2, 3, 4 orang, 5 orang, sampai 10 orang yang 1 tahun datang cuman lima kali (rapat) tapi kalau kunjungan ke luar negeri dia ikut. Kalau kunjungan kerja dia ikut ambil duit, tapi enggak pernah datang. Partainya enggak memberikan punishment," tutur Irma Suryani.

"Saya, anggota saya enggak datang, saya potong representasinya, serius. Teriak-teriak sama saya, emang gua pikirin," ucapnya menambahkan.

Irma Suryani pun mengaku tak takut membongkar hal-hal seperti itu, sebab tak ada yang dia takuti kecuali Sang Pencipta. Bahkan, dia tak peduli jika mendapatkan intimidasi karena keberaniannya.

"Saya bukan siapa-siapa, saya rakyat biasa, saya ini bukan anak pejabat, anak orang miskin yang kebetulan saja diberi rezeki oleh Allah SWT bisa duduk dalam posisi ini. Saya takut enggak ngomong begini? dulu waktu saya menjadi juru bicara Jokowi-Ma'ruf, saya bilang kalau Prabowo menang saya hilang. Saya bicara itu di TV, saya enggak takut," tuturnya.

"Saya enggak pernah diintimidasi tuh, kenapa? Saya hanya takut sama Allah SWT. Ketika saya melakukan kesalahan, saya cuma takut itu," kata Irma Suryani menambahkan.

Tak Ada Partai Politik yang 'Bersih'

Irma Suryani pun secara blak-blakan menyampaikan kritik terhadap partai politik di Tanah Air. Menurutnya, penyebab terbesar situasi politik dan pemerintahan Indonesia saat ini kacau adalah karena partai politiknya yang 'kotor'.

"Siapa yang salah dalam carut-marut politik kita hari ini, siapa yang bersalah? Jokowi salah, partai politik lebih salah lagi," ucapnya.

"Partai politik yang menjadi akar permasalahan seluruh kericuhan yang ada di negeri ini. Kenapa? pragmatis, enggak ada yang enggak pragmatis," ujar Irma Suryani menambahkan.

Oleh karena itu, dia mengingatkan masyarakat bahwa tidak ada partai politik yang benar-benar bersih di Indonesia. Sehingga, perlu dilakukan perbaikan dari akarnya agar kondisi pemerintahan menjadi lebih baik.

"Jadi kalau kita sekarang mau mengatakan diri kita yang paling benar, no, enggak ada yang benar hari ini," ucap Irma Suryani.

"Ayo kita beresin, dari mana dimulainya? dari DPR. DPR ini biangnya nih, yang namanya undang-undang itu produknya dibikin oleh DPR sama pemerintah, bukan cuman pemerintah," ujarnya.

"Nah kenapa undang-undangnya semuanya DPR ikut-ikut mengesahkan? Bansos disahkan oleh PDIP, IKN disahkan oleh PDIP dan seluruh partai koalisi ikut tanda tangan. Kok sekarang ribut-ribut? kan enggak perlu," tuturnya menambahkan.

'Oposisi Banci Semua'

Irma Suryani juga secara lantang menyebutkan bahwa partai oposisi di Indonesia pada saat ini bermental 'banci'. Sebab, meski menjadi oposisi, mereka masih mengharapkan sesuatu dari Pemerintah.

Padahal, keberadaan partai politik sebagai oposisi sangat diperlukan dalam demokrasi Indonesia. Sebab, jika tidak ada oposisi, pemerintah bisa menjadi sangat diktator.

"Ada satu yang ingin saya sampaikan, pemerintah yang absolut, terlalu absolut, dia pasti diktator. Maka kemudian harus ada oposisi, wajib. Kalau enggak ada oposisi, pemerintah itu jadi diktator. Maka harus ada oposisi, tapi apa yang terjadi? Oposisi di Indonesia ini banci semua," tutur Irma Suryani dalam election talk yang digelar di Universitas Indonesia (UI), Kamis 7 Maret 2024.

"Kenapa saya bilang banci? orang masih lempar batu sembunyi tangan kok, masih ngemis-ngemis kok dari pemerintah. Banci," katanya menambahkan.***

Sentimen: negatif (99.8%)