Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Nganjuk, Denpasar
Kasus: bullying
Tokoh Terkait
Kasus Perundungan Jangan Ditutupi demi Jaga Nama Baik Sekolah. Jokowi: tapi Diselesaikan
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta agar kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah diselesaikan. Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Peresmian Pembukaan Kongres XXIII PGRI Tahun 2024 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu 2 Februari 2024.
"Jangan sampai kasus bullying ditutup-tutupi, tapi diselesaikan," ujar Jokowi.
"Biasanya, kasus bullying ini ditutup-tutupi untuk melindungi nama baik sekolah. Saya kira yang baik adalah menyelesaikan dan memperbaiki," katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku khawatir dengan kasus bullying yang terjadi belakangan ini.
Harapan Jokowi
Jokowi menegaskan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para siswa. Ia pun berharap para guru untuk menjadi ujung tombak menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman.
Jokowi mengimbau untuk mengutamakan pencegahan serta mengutamakan hak-hak anak, terutama korban.
Jokowi saat menghadiri Peresmian Pembukaan Kongres XXIII PGRI Tahun 2024 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu 2 Februari 2024.
Sebelumnya, kasus bullying di lembaga pendidikan tengah ramai diperbincangkan publik. Ada seorang siswa Binus School Serpong dilarikan ke rumah sakit lantaran diduga menjadi korban perundungan oleh seniornya sebagai syarat untuk masuk geng.
Aksi perundungan diduga terjadi di warung belakang Binus School. Polisi telah menetapkan empat orang tersangka dan delapan anak berkonflik dengan hukum (ABH) dalam kasus ini. Empat tersangka itu masing-masing berinisial E (18), R (18), J (18) dan G (19). Sedangkan untuk delapan ABH tak dibeberkan identitas.
Selain itu, ada pula kasus perundungan juga dialami oleh seorang santri Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri, bernama Bintang Balqis Maulana (14).
Bintang menjadi korban kekerasan oleh teman sesama santri yang juga kakak kelas korban dalam menempuh pendidikan di pesantren PPTQ Al Hanifiyyah.
Di akhir hayatnya, Bintang sempat menghubungi orang tuanya agar segera dijemput. Bintang meninggal dunia sebelum sempat dijemput orangtuanya.
Awalnya, pihak pesantren dan pengantar jenazah mengatakan bahwa Bintang meninggal usai jatuh terpeleset di kamar mandi. Namun, keluarga curiga setelah melihat darah yang mengucur dari keranda jenazah. Ketika kain kafan dibuka, tampak luka dan lebam di sekujur tubuh korban.
Kasus ini tengah bergulir di tangan kepolisian. Polres Kediri Kota juga menetapkan empat tersangka dalam kematian Bintang. Mereka adalah MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AK (17) dari Kota Surabaya dan AF (16) sepupu korban asal Denpasar.***
Sentimen: negatif (100%)