Sentimen
Positif (79%)
27 Feb 2024 : 14.57
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Hasanuddin

Heboh China Bangun Pabrik Sendok di Indonesia, Produk Lokal Harus Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing

27 Feb 2024 : 14.57 Views 4

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Heboh China Bangun Pabrik Sendok di Indonesia, Produk Lokal Harus Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Minat China membangun pabrik sendok garpu di Indonesia mendadak menjadi perbincangan publik belakangan ini.

Hal itu dipicu oleh pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan melalui unggahan akun Instagram pribadinya.

Bukannya disambut baik, minat dari China ini justru banyak mendapatkan penolakan bahkan disebut-sebut bisa mematikan produk lokal.

Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Sukri Tamma, mengatakan, kehadiran produk dari luar memang akan memberikan pengaruh.

Dikatakan Prof Sukri, kehadiran produk dari luar akan berpengaruh pada pasar dan daya saing yang ada di negara tujuan investasi.

"Tapi tentu sebuah investasi mempunyai peluang membawa dampak yang lain," kata Prof Sukri kepada fajar.co.id, Senin (26/2/2024).

Melihat pada posisi positifnya, Prof Sukri menyebut dampak yang baik dari investasi akan mendorong para pelaku industri yang ada selama ini untuk meningkatkan daya saingnya.

"Supaya tidak terpinggirkan oleh kehadiran dari investasi dari luar," lanjutnya.

Prof Sukri bilang, daya saing atau kompetisi dari barang yang sama ini akan mendorong upaya peningkatan kualitas dan daya saing harga pada masyarakat.

"Pada akhirnya masyarakat akan memilih yang mana di antara produk itu yang sesuai dengan preferensi mereka. Baik itu kualitas, harga, dan seterusnya," tukasnya.

Dekan FISIP Unhas itu kembali menekankan, investasi bisa dianggap sebagai upaya untuk mendorong daya saing dari produk-produk lokal.

"Meskipun memang pada saat yang bersamaan, tentu jika produk lokal atau sektor industri lokal pada barang yang sama tidak melakukan upaya pengembangan inovasi, peningkatan daya saing dan seterusnya," imbuhnya.

"Memang ada kemungkinan mereka akan terpinggirkan dan tertinggal dari produk investasi China di Indonesia," sambung dia.

Lebih lanjut dikatakan Prof Sukri, investasi diharapkan tidak akan mematikan atau mengganggu bahkan menyebabkan produk lokal menjadi terpinggirkan.

"Suka atau tidak suka produk lokal harus berupaya meningkatkan daya saing. Baik dari kualitas barang atau harga yang ditawarkan," tandasnya.

"Itu yang ada, sehingga tidak dianggap sebagai upaya mematikan produk dalam negeri. Tapi sebenarnya upaya meningkatkan daya saing," kuncinya.

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan minat China untuk berinvestasi dalam industri hilirisasi nikel di Indonesia dengan membangun pabrik sendok dan garpu.

Proyek ini akan sejalan dengan pembangunan proyek pabrik petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara).

Luhut menyatakan bahwa pabrik yang akan memproduksi turunan stainless steel ini akan dibangun seiring dengan kelanjutan pembangunan proyek pabrik petrokimia China di Kaltara.

China telah memberikan lampu hijau untuk angka investasi dalam proyek industri petrokimia tersebut, dan Luhut berharap tidak akan ada kendala bagi investasi ini.

Dengan rencana pembangunan kawasan khusus, Luhut juga berharap ini dapat membuka peluang bagi industri lokal dan UMKM untuk terlibat dalam industri petrokimia yang sedang berkembang.

Lebih lanjut, Luhut juga mengungkapkan optimisme terhadap investasi asing di Indonesia, yang diyakini akan semakin meningkat setelah Pemilihan Presiden 2024 selesai.

Menurutnya, para investor sempat menunggu situasi politik Indonesia selesai karena adanya kontestasi politik.

Luhut optimis bahwa target investasi yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp1.650 triliun akan tercapai, terutama setelah selesai Pemilu 2024 yang membawa optimisme dan kabar baik terhadap kepastian investasi dalam negeri.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: positif (79.5%)