Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Hasanuddin
Tokoh Terkait
Minat China Bangun Pabrik Sendok di Indonesia Dapat Pujian, Tidak Perlu Dikaitkan dengan Pilpres
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, menjadi bulan-bulanan publik usai mengabarkan minat China membangun pabrik sendok.
Kabar itu diutarakan Luhut melalui unggahan akun Instagram pribadinya beberapa waktu lalu. Sontak saja, politkus, pengamat, hingga pegiat media sosial (Medsos) memberikan pandangannya.
Seperti Pengamat Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Ali Armunanto, ia menyebut wacana investasi itu mesti dipandang secara positif.
"Kan bagus, artinya ada investasi yang masuk dan bisa membuka lapangan pekerjaan," ujar Ali kepada FAJAR.CO.ID, (26/2/2024).
Melihat wacana itu ramai jadi bahan perbincangan, Ali meminta untuk tidak dikaitkan dengan Pilpres.
"Semua hal tidak perlu dikaitkan dengan Pilpres," Ali menuturkan.
Terlebih, ditekankan Ali, karena minat China untuk membangun pabrik sendok di Indonesia itu ramai dikaitkan dengan program makan siang gratis Prabowo-Gibran.
"Toh kalau untuk persiapan program makan siang gratis kenapa pemerintah tidak memberdayakan UMKM saja, dan kita juga tidak tahu spesifikasi sendok yang mau dibuat dan target pasarnya di segmen mana," tukasnya.
Menurut Ali, minat China membangun pabrik sendok itu ramai disorot karena berkorelasi dengan program Prabowo-Gibran.
"Saya kira ini ramai disorot karena berkorelasi dengan program Prabowo," imbuhnya.
Kendati demikian, lanjut Ali, permainan bahasa seperti itu akan membuat masyarakat picik bahkan memikirkan suatu hal secara berlebihan.
"Cocoklogi seperti itu juga malah bisa bikin kita jadi terlalu picik bahkan overthinking dalam melihat segala hal," kuncinya.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan minat China untuk berinvestasi dalam industri hilirisasi nikel di Indonesia dengan membangun pabrik sendok dan garpu.
Proyek ini akan sejalan dengan pembangunan proyek pabrik petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara).
Luhut menyatakan bahwa pabrik yang akan memproduksi turunan stainless steel ini akan dibangun seiring dengan kelanjutan pembangunan proyek pabrik petrokimia China di Kaltara.
China telah memberikan lampu hijau untuk angka investasi dalam proyek industri petrokimia tersebut, dan Luhut berharap tidak akan ada kendala bagi investasi ini.
Dengan rencana pembangunan kawasan khusus, Luhut juga berharap ini dapat membuka peluang bagi industri lokal dan UMKM untuk terlibat dalam industri petrokimia yang sedang berkembang.
Luhut juga mengungkapkan optimisme terhadap investasi asing di Indonesia, yang diyakini akan semakin meningkat setelah Pemilihan Presiden 2024 selesai.
Menurutnya, para investor sempat menunggu situasi politik Indonesia selesai karena adanya kontestasi politik.
Luhut optimis bahwa target investasi yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp1.650 triliun akan tercapai, terutama setelah selesai Pemilu 2024 yang membawa optimisme dan kabar baik terhadap kepastian investasi dalam negeri.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (79%)