Sentimen
Negatif (99%)
21 Feb 2024 : 02.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Bogor, Gunung, Tugu Selatan

Peringati 19 Tahun Tragedi Leuwigajah, DLH Jabar Gaungkan Gerakan Pungut Sampah

21 Feb 2024 : 02.33 Views 4

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Peringati 19 Tahun Tragedi Leuwigajah, DLH Jabar Gaungkan Gerakan Pungut Sampah

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 dua hari berturut-turut pada Selasa 20 Februari dan 21 Februari 2024. Pada puncak HPSN, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor dan Forum Eco Village DAS Ciliwung menyelenggarakan Gerakan Pungut Sampah (GPS) dan penanaman pohon di lahan kritis dirangkaikan dengan Jambore Ecovillage.

Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Februari 2024 di Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Sehari sebelumnya atau Selasa, 20 Februari 2024 Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat bersama perwakilan penggiat sampah yang tergabung kedalam Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia (FORPASI) menyelenggarakan aksi simpatik dengan melakukan renungan dan doa, di TPA Lulut Nambo Kabupaten Bogor.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias mengatakan, kegiatan tersebut sebagai refleksi atas 19 tahun tragedi longsornya TPA Leuwigajah, dan TPA Lulut Nambo sebagai simbol harapan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2024, Sampah APK Harus Didaur Ulang

Di samping renungan acara pun dilanjutkan dengan diskusi interaktif, pemutaran film pengelolaan sampah dan kunjungan melihat langsung proses ujicoba pengelolaan sampah di TPA Lulut Nambo.

"Peringatan HPSN setiap tanggal 21 Februari sebagai momentum strategis untuk melakukan langkah bersama yang dilaksanakan di seluruh Jawa Barat antara Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota bersama-sama dengan masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah," katanya

Pihaknya pun akan melakukan edukasi di Lokasi Rest Area Gunung Mas Puncak, mengingat tempat tersebut menjadi pusat tujuan masyarakat yang akan istirahat juga menjadi destinasi wisata untuk menikmati suasana tempat yang sejuk dan asri.

"Sehingga diperkirakan timbulan sampahnya cukup besar," katanya.

Baca Juga: Surat Aanmaning Ancam Nasib Warga Dago Elos Bandung

Pihaknya pun bersama 200 peserta dan relawan akan melakukan Gerakan Pungut Sampah, edukasi dan sosialisasi kepada pengunjung dan pedagang yang diharapkan dapat mendorong setiap rest area memiliki tempat pengelolaan sampah yang representatif dan mandiri sehingga sampah selesai di sumber.

Lebih lanjut prima mengajak agar semua pihak memiliki rasa kepedulian yang tinggi terutama terhadap sampah, yang saat ini menjadi persoalan super komplek untuk segera diatasi.

Sesuai Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2024, Tanggal 31 Januari 2024 Tentang Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan-RI Nomor 3 Tahun 2024, Tanggal 31 Januari 2024 Tentang Pengelolaan Sampah Yang Timbul Dari Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024, dipandang perlu untuk melakukan peningkatan, penguatan dan penyadaran dan perluasan edukasi pemilahan dan pengolahan sampah kepada masyarakat seperti pelaku usaha, pegiat lingkungan, wirausaha social dan sektor informal sehingga dapat mendorong pengembangan ekosistem ekonomi sirkuler lebih optimal.

Tahun 2024, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) mengambil tema “Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif”, yang dimaknai sebagai langkah strategis pemerintah dalam memperkuat komitmen dan peran kesadaran publik, produsen dan pelaku usaha dalam implementasi circular economy dan green business (bisnis hijau) dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi.

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga mengeluarkan Surat Edaran terkait peringatan HPSN 2024 kepada setiap perangkat daerah di Lingkungan Provinsi Jawa Barat untuk melakukan gerakan aksi bersama terkait pengelolaan sampah perkantoran, hal ini untuk mendorong terwujudnya eco office (kantor berbudaya lingkungan).***

Sentimen: negatif (99.6%)