Sentimen
Gerindra Pede Kubu AMIN dan PDIP Bakal Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani percaya diri bahwa kemungkinan besar kubu paslon 01 dan 03 akan merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal tersebut dikatakan Muzani lantaran pihaknya telah berkomunikasi bersama partai oposisi di kedua kubu.
"Kami merasa bahwa insya Allah ajakan kami untuk bersama-sama membangun Indonesia ke depan di bawah pemerintah Prabowo-Gibran sepertinya bukan bertepuk sebelah tangan," kata Muzani saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Setelah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menang telak dalam hitung cepat (quick count) Komisi Pemilihan Umum (KPU), Muzani mengatakan proses komunikasi terhadap kedua kubu paslon berjalan lancar.
Bahkan, dari proses yang terus berjalan, Muzani meyakini mereka semua memiliki asa serupa dengan tim Prabowo-Gibran, yaitu ingin memajukan bangsa Indonesia.
"Karena sesungguhnya di antara kami (partai) juga mempunyai pemahaman yang sama tentang masa depan Indonesia masa depan pemerintahan dalam situasi yang lebih baik," kata dia.
Namun demikian Muzani enggan memberi tahu siapa petinggi oposisi yang dia ajak komunikasi. Dia lantas berharap bahwa oposisi dan pemerintah Indonesia bisa saling bekerja sama untuk mewujudkan bangsa yang lebih kuat di masa depan.
Baca Juga: Benarkah Anwar Usman Diangkat Lagi Jadi Ketua MK? Jimly Asshiddiqie Beri Reaksi Kuat
Drama Oposisi usai Keluar Hasil Quick Count
Tak lama setelah pengumuman Quick Count alias penghitungan suara Pemilu 2024, Ketum NasDem, Surya Paloh melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Negara, Minggu malam, 18 Februari 2024.
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengungkapkan bahwa pertemuan Surya Paloh dan Jokowi membahas soal kebangsaan dan situasi dinamika di Indonesia saat ini.
"Bicara banyak hal tentang kebangsaan, situasi dinamika Indonesia terjadi sekarang. Jadi prosesnya tentu bagaimana dalam spirit politik kenegaraan, politik kebangsaan, situasi-situasi yang lebih ya semua mungkin dibahas," ujarnya pada Senin, 19 Februari 2024.
Di sisi lain Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menilai pertemuan antara Surya Paloh dan Presiden Jokowi menandakan demokrasi Indonesia sedang dalam masalah besar.
"Kalau semua proses itu berjalan baik ya tidak perlu dilakukan suatu proses konsolidasi pasca-Pemilu, karena semuanya berjalan natural sesuai dengan kehendak rakyat," katanya kepada wartawan, Senin, 19 Februari 2024.
"Tapi ketika proses konsolidasi justru tetap dilakukan, itu menunjukkan ada question mark yang kemudian harus dijawab bersama-sama, bahwa demokrasi kita sedang berada dalam masalah besar," sambung Hasto.
Hasto berpandangan, pertemuan antara Surya Paloh dan Jokowi seharusnya tidak terjadi. Terlebih saat hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 belum rampung.
"Ketika di tengah-tengah proses rekapitulasi yang masih berjalan, upaya-upaya yang dipresepsikan menggalang dukungan itu kan sebenarnya justru apa yang terjadi selama ini, itu tidak benar, sehingga masih diperlukan suatu langkah konsolidasi seperti itu," ucapnya. ***
Sentimen: positif (57.1%)