Sentimen
Negatif (100%)
13 Feb 2024 : 06.10
Informasi Tambahan

Kasus: phising, serangan siber

Pakar Ungkap Jenis Potensi Serangan Siber Saat Pencoblosan Pemilu 2024

13 Feb 2024 : 06.10 Views 4

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pakar Ungkap Jenis Potensi Serangan Siber Saat Pencoblosan Pemilu 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar keamanan siber Pratama Dahlian Persadha memaparkan berbagai jenis potensi serangan siber pada hari pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber dan dan Komunikasi (CISSReC) itu mengatakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mesti mewaspadai segala kemungkinan terjadinya serangan siber pada hari pemungutan suara, serta menjamin keamanan sistem informasi dan peladen (server).

Dia juga menyampaikan potensi serangan siber terhadap Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang akan digunakan KPU pada Pemilu 2024.

"Beberapa serangan siber yang dapat menjadi ancaman terhadap keberlangsungan serta keamanan data yang ada di dalam sistem Sirekap adalah serangan DDoS (Distributed Denial of Service)," kata Pratama saat dihubungi pada Senin (12/2/2024).

Baca juga: KPU Diimbau Pastikan Keamanan Server sampai Sirekap Jelang Pencoblosan

Pratama mengatakan, serangan siber dengan metode DDoS bakal membebani peladen sehingga tidak bisa diakses dan bisa menyebabkan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tidak bisa melakukan pemutakhiran hasil perhitungan suara.

Jenis serangan siber lainnya yang berpotensi terjadi pada hari pemungutan suara phising dan social engineering.

Serangan phising dan social engineering, kata Pratama, bisa menyerang anggota KPU atau KPPS dengan tujuan mencoba mendapatkan akses ke dalam sistem Sirekap.

"Ancaman serangan fisik juga bisa terjadi jika sembarangan orang bisa mengakses ke lokasi perangkat," ujar Pratama.

Baca juga: Sirekap Jadi Tantangan KPU, Perludem Sebut Petugas KPPS di Daerah yang Internetnya Baik Bahkan Belum Bimtek


Pratama juga mengingatkan potensi serangan siber dengan metode pengiriman perangkat lunak jahat (malware).

Metode itu, kata dia, bertujuan mengambil alih akses sistem atau merusak serta mengunci fail yang ada di dalam sistem sehingga tidak dapat dipergunakan.

"Ancaman siber yang paling berbahaya terhadap sistem Sirekap tentu saja jika peretas bisa masuk ke dalam sistem dan merubah hasil perhitungan suara yang tentunya akan menimbulkan banyak kegaduhan," papar Pratama.

Masa kampanye Pemilu dan Pilpres 2024 sudah berakhir pada 10 Februari 2024.

Baca juga: Apa Itu Sirekap yang Digunakan KPU pada Pemilu 2024? Berikut Pengertian dan Bedanya dengan Situng

Saat ini tahapan Pemilu dan Pilpres memasuki masa tenang yang diberlakukan pada 11 sampai 13 Februari 2024.

Proses pemungutan suara dilanjutkan dengan penghitungan akan digelar pada 14 Februari 2024.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (100%)